Friday, 29 April 2011
Wednesday, 20 April 2011
Membongkar apa yang terjadi di balik surat Kartini
Saat itu tahun 1880-an menjelang pergantian abad 20. Pemikiran Multatuli menjadi dentuman rasa berdosa orang Belanda bahwa mereka bisa kaya raya diatas bangkai orang-orang Hindia yang dipaksa kerja rodi untuk membangun infrastruktur jalan dan perkebunan-perkebunan swasta di seluruh tanah Sumatera dan Jawa. Yang menjadi perhatian disini adalah program akumulasi modal perkebunan adalah kerjaan kelompok liberal, kemudian setelah kaum liberal kehilangan suara pada tahun 1880-an mereka malah seakan-akan menyalahkan kelompok konservatif terhadap kekejiannya sendiri di masa lalu. Kaum liberal kemudian menggunakan tangan kelompok Sosialis yang sedang naik daun.
Pertarungan di Parlemen Belanda yang kemudian melahirkan banyak nama di harian-harian Belanda macam Van Dedem, Van Kol ataupun Van Deventer menjadikan sebuah sodoran baru perlawanan politik kelompok liberal untuk membangun benteng baru yaitu : "Akumulasi Budaya". Kaum liberal menganggap kelompok konservatif secara perlahan memenangkan akumulasi modal setelah mendapat dukungan angkatan bersenjata dan keluarga kerajaan, sementara kelompok liberal mendapatkan penghinaan atas suara Multatuli dari sinilah kemudian Kartini menjadi besar karena pertarungan politik di parlemen Belanda antara kelompok liberal garis keras yang didukung kelompok sosialis dengan kelompok konservatif.
Kegelisahan Kartini adalah kegelisahan penasaran ingin tau, bukan kegelisahan perlawanan. Ia hanya bertanya dalam surat-suratnya tentang diskriminasi-diskriminasi yang terjadi. Pemikiran Kartini belum sampai pada pemahaman bahwa yang terjadi atas diskriminasi seksual wanita adalah persoalan diskriminasi modal yang menggunakan kekerasan rasial sebagai program politik kolonial. Kartini tanpa sadar merindukan peradaban kolonial tersebut, bahwa wanita Indonesia harus masuk ke dalam sistem pendidikan barat agar mengerti bagaimana dunia bekerja tanpa sedikitpun ia mengeritik soal modal yang menjadi landasan peradaban masyarakat. Di titik persoalan lama, Kartini menggugat tentang kekolotan agama, kekerasan struktur feodal Jawa terhadap penindasan elite dengan bawahan dan segala bentuk diskriminasi sosial yang menghancurkan perempuan dan perasaan alam bawah sadar anak-anak, tapi Kartini belum sadar bahwa yang membuat semua itu adalah sistem permodalan asing bernama Kolonialisme.
Di satu pihak kegelisahan Kartini dimanfaatkan kelompok liberal untuk menghardik kelompok konservatif dan ini menghasilkan kemenangan luar biasa, modal budaya bisa diraih kelompok liberal untuk memperluas akumulasi modal mereka, dengan masuknya sistem pendidikan barat maka kelompok liberal akan mendapatkan sebarisan tenaga terdidik yang bisa dibayar murah dan kelak dalam pemikiran mereka akan diciptakan cendikiawan creol yang status sosialnya disamakan dengan orang Belanda sehingga ketika Hindia disatu masa berdiri sendiri maka kaum creol terdidik inilah yang akan memegang Hindia.
Di tahun 1920-an ketika nama Kartini naik daun setelah kematiannya yang tragis dan Pane menerjemahkan surat-suratnya, nama Kartini kemudian digunakan oleh kaum pergerakan untuk membangun saluran suara perempuan. Disini surat-surat kartini tidak lagi ditafsirkan sekedar gugatan wanita Jawa terhadap diskriminasi seksual tetapi oleh kaum pergerakan dikonversi menjadi gugatan modal. Dan Sukarno-lah yang menguasai ini dengan baik, Sukarno selalu mendengung-dengungkan apa yang ditulis dalam surat Kartini adalah sebuah perlawanan perempuan terhadap sistem, sebuah pembongkaran sistematis. Konversi pemikiran Kartini yang penasaran ingin tau saja, menjadi Kartini yang menggugat peradaban sepenuhnya adalah hasil kerja politik Sukarno. Disini Sukarno mampu membangun imajinasi seorang Ibu yang berpikiran maha raksasa mampu menandingi pejuang-pejuang emansipasi Amerika atau Eropa yang sedang naik daun di tahun 20-an.
Sampai pada masa Sukarno berkuasa citra Kartini yang Rebel menjadi semakin sosialistik, apalagi saat anak Kartini. Kolonel Susalit terlibat dalam peristiwa Madiun 1948 adalah Sukarno yang menyelamatkannya sendiri demi sebuah citra Ibu Bangsa. Sukarno menggambarkan wanita Indonesia adalah seorang Kartini bertangan Sarinah, seorang berpikiran bangsawan tapi bertindak sebagai wanita yang mau masuk ke dalam lumpur masyarakat seperti Sarinah. Citra Kartini Rebel inilah yang kemudian dipatahkan oleh Suharto.
Di jaman Suharto surat Kartini tidak lagi menjadi penting, tapi Baju Kartini menjadi sebuah simbol modal luar biasa untuk menjadikan wanita Indonesia masuk ke dalam sistem Suhartorian. Semua lini harus terkooptasi ke dalam Sistem Suhartorian termasuk Kartini itu sendiri, citra Kartini yang rebel menurut imajinasi Sukarno menjadi Kartini yang bangsawan Jawa, bercitra anggun dan berbakti kepada suami, Kartini yang enggan berpikiran memberontak, yang tak paham persoalan-persoalan buruh, yang tak sensitif terhadap ketidakadilan. Kartini dalam konteks Suhartorian menjadi Kartini dengan alam kenyamanan, citra Kartini dikembalikan ke Keraton Kadipaten Mayong Jepara, menjadi sebuah figur yang lembut, selembut ibu-ibu dharma wanita.
ANTON, 21 April 2011.
Pertarungan di Parlemen Belanda yang kemudian melahirkan banyak nama di harian-harian Belanda macam Van Dedem, Van Kol ataupun Van Deventer menjadikan sebuah sodoran baru perlawanan politik kelompok liberal untuk membangun benteng baru yaitu : "Akumulasi Budaya". Kaum liberal menganggap kelompok konservatif secara perlahan memenangkan akumulasi modal setelah mendapat dukungan angkatan bersenjata dan keluarga kerajaan, sementara kelompok liberal mendapatkan penghinaan atas suara Multatuli dari sinilah kemudian Kartini menjadi besar karena pertarungan politik di parlemen Belanda antara kelompok liberal garis keras yang didukung kelompok sosialis dengan kelompok konservatif.
Kegelisahan Kartini adalah kegelisahan penasaran ingin tau, bukan kegelisahan perlawanan. Ia hanya bertanya dalam surat-suratnya tentang diskriminasi-diskriminasi yang terjadi. Pemikiran Kartini belum sampai pada pemahaman bahwa yang terjadi atas diskriminasi seksual wanita adalah persoalan diskriminasi modal yang menggunakan kekerasan rasial sebagai program politik kolonial. Kartini tanpa sadar merindukan peradaban kolonial tersebut, bahwa wanita Indonesia harus masuk ke dalam sistem pendidikan barat agar mengerti bagaimana dunia bekerja tanpa sedikitpun ia mengeritik soal modal yang menjadi landasan peradaban masyarakat. Di titik persoalan lama, Kartini menggugat tentang kekolotan agama, kekerasan struktur feodal Jawa terhadap penindasan elite dengan bawahan dan segala bentuk diskriminasi sosial yang menghancurkan perempuan dan perasaan alam bawah sadar anak-anak, tapi Kartini belum sadar bahwa yang membuat semua itu adalah sistem permodalan asing bernama Kolonialisme.
Di satu pihak kegelisahan Kartini dimanfaatkan kelompok liberal untuk menghardik kelompok konservatif dan ini menghasilkan kemenangan luar biasa, modal budaya bisa diraih kelompok liberal untuk memperluas akumulasi modal mereka, dengan masuknya sistem pendidikan barat maka kelompok liberal akan mendapatkan sebarisan tenaga terdidik yang bisa dibayar murah dan kelak dalam pemikiran mereka akan diciptakan cendikiawan creol yang status sosialnya disamakan dengan orang Belanda sehingga ketika Hindia disatu masa berdiri sendiri maka kaum creol terdidik inilah yang akan memegang Hindia.
Di tahun 1920-an ketika nama Kartini naik daun setelah kematiannya yang tragis dan Pane menerjemahkan surat-suratnya, nama Kartini kemudian digunakan oleh kaum pergerakan untuk membangun saluran suara perempuan. Disini surat-surat kartini tidak lagi ditafsirkan sekedar gugatan wanita Jawa terhadap diskriminasi seksual tetapi oleh kaum pergerakan dikonversi menjadi gugatan modal. Dan Sukarno-lah yang menguasai ini dengan baik, Sukarno selalu mendengung-dengungkan apa yang ditulis dalam surat Kartini adalah sebuah perlawanan perempuan terhadap sistem, sebuah pembongkaran sistematis. Konversi pemikiran Kartini yang penasaran ingin tau saja, menjadi Kartini yang menggugat peradaban sepenuhnya adalah hasil kerja politik Sukarno. Disini Sukarno mampu membangun imajinasi seorang Ibu yang berpikiran maha raksasa mampu menandingi pejuang-pejuang emansipasi Amerika atau Eropa yang sedang naik daun di tahun 20-an.
Sampai pada masa Sukarno berkuasa citra Kartini yang Rebel menjadi semakin sosialistik, apalagi saat anak Kartini. Kolonel Susalit terlibat dalam peristiwa Madiun 1948 adalah Sukarno yang menyelamatkannya sendiri demi sebuah citra Ibu Bangsa. Sukarno menggambarkan wanita Indonesia adalah seorang Kartini bertangan Sarinah, seorang berpikiran bangsawan tapi bertindak sebagai wanita yang mau masuk ke dalam lumpur masyarakat seperti Sarinah. Citra Kartini Rebel inilah yang kemudian dipatahkan oleh Suharto.
Di jaman Suharto surat Kartini tidak lagi menjadi penting, tapi Baju Kartini menjadi sebuah simbol modal luar biasa untuk menjadikan wanita Indonesia masuk ke dalam sistem Suhartorian. Semua lini harus terkooptasi ke dalam Sistem Suhartorian termasuk Kartini itu sendiri, citra Kartini yang rebel menurut imajinasi Sukarno menjadi Kartini yang bangsawan Jawa, bercitra anggun dan berbakti kepada suami, Kartini yang enggan berpikiran memberontak, yang tak paham persoalan-persoalan buruh, yang tak sensitif terhadap ketidakadilan. Kartini dalam konteks Suhartorian menjadi Kartini dengan alam kenyamanan, citra Kartini dikembalikan ke Keraton Kadipaten Mayong Jepara, menjadi sebuah figur yang lembut, selembut ibu-ibu dharma wanita.
ANTON, 21 April 2011.
Thursday, 7 April 2011
Kamus Bahasa Indonesia
A
air mata: tekanan hidrolis yang dengannya kekuatan tekad yang maskulin dikalahkan oleh kekuatan air yang feminin.
amputasi: cara mudah menghilangkan penyakit oleh dokter yang bodoh
antik: sesuatu yang telah dibeli oleh kakekmu, lalu dibuang oleh ayahmu, tapi oleh kamu dibeli lagi.
ayam: satu-satunya hewan selain bebek yang dimakan sebelum lahirnya dan setelah matinya.
B
bom atom: penemuan yang mengakhiri semua penemuan.
boss: seorang yang datang cepat ketika kamu terlambat, dan datang terlambat ketika kamu datang lebih pagi.
buku pintar: beberapa fakta yang dikumpulkan agar membuat orang menjadi bodoh untuk terus membuka-bukanya.
C
cerai: bentuk future tense dari kata menikah
ciuman: dua orang yang begitu dekat sehingga tidak melihat lagi apa pun kesalahan pada diri mereka masing-masing.
D
daftar belanja: anda habiskan setengah jam untuk menulisnya, untuk kemudian dilupakan ketika sudah berada di dalam toko.
diplomat: seseorang yang mengatakan kepadamu ‘Go to hell!’ dengan cara sedemikian memikatnya hingga kamu benar-benar merasa ingin ke sana.
dokter: seseorang yang membunuh sakitmu dengan pil, kemudian membunuh dirimu dengan tagihan.
dst…: sebuah singkatan yang membuat orang lain percaya bahwa anda tahu lebih banyak daripada yang sebenarnya.
E
ekosistem: sekumpulan makhluk hidup dengan manusia sebagai pembunuh semuanya.
ekonomi: orang kaya menghambur-hamburkan uang, sementara orang miskin diminta berhemat.
F
filsuf: orang bodoh yang menyiksa dirinya selama hidup, hanya untuk dibicarakan setelah kematiannya.
filsafat: ilmu yang mengajarkan kepada kita bahwa kehidupan ini tidak perlu dipikirkan, karena sudah ada orang yang menghabiskan hidupnya untuk memikirkannya (yakni si filsuf tadi).
G
guru: orang yang merasa sedih, karena dia pikir anak-anak menyukainya, padahal tidak.
gaji: dihitung berulang-ulang hasil akhirnya tetap negatif.
gadis: dibuang-buang ketika bujangan, dicari-cari ketika menikah.
H
hari esok: salah satu dari alat keselamatan kerja yang terbaik saat ini.
hamil: kata paling menakutkan para orangtua gadis remaja.
I
inflasi: memotong separoh uang tanpa merusakkan kertasnya.
internet: dunia tidak jelas (maya) yang dipenuhi oleh orang-orang yang tidak jelas (identitasnya).
J
jambret: panggilan untuk seseorang yang sudah dipastikan tidak akan mau datang.
jaksa: teman polisi yang sering ditangkap polisi.
jerawat: dibenci ketika dipandang, disayang ketika dipegang.
K
kampanye: perumusan janji-janji untuk disangkal di kemudian hari.
kamus: alat belajar berbicara untuk orang yang tidak bisu
kanibal: orang yang sudah bosan dengan manusia.
kantor: sebuah tempat dimana anda bisa rileks setelah menjalani hidup berumah tangga yang berat.
kerutan: sesuatu yang hanya dimiliki oleh orang lain, pada diri anda adalah garis-garis kepribadian.
komite: individu-individu yang tidak bisa melakukan apa-apa secara individu dan duduk untuk memutuskan bahwa tidak ada yang bisa dilakukan secara bersama-sama
kompromi: seni membagi kue dengan cara tertentu sehingga tiap orang percaya bagiannyalah yang paling besar.
konferensi: kebingungan seseorang dikalikan dengan jumlah peserta.
kriminal: seseorang yang tidak berbeda sama sekali dengan semua orang, kecuali bahwa dia sudah tertangkap.
kuliah: seni memindahkan informasi dari buku catatan dosen ke buku catatan mahasiswa tanpa melalui otak kedua belah pihak.
kulkas: kombinasi antara galeri seni dan penyejuk ruangan di dapur.
L
laptop: istri kedua bagi suami yang tidak mau berpoligami.
M
menguap: satu-satunya waktu dimana sebagian dari para suami bisa membuka mulutnya.
MLM : cara pintar menjadi kaya dengan mengumpulkan orang-orang yang ingin kaya untuk menyuruh mereka melakukan hal yang sama. Sementara mereka masih berusaha, anda sudah kaya.
musik: tujuh angka yang dikutak-katik bisa menjadi uang ratusan juta
N
nama lengkap: panggilan dari jauh kepada anak anda ketika anda sangat marah kepadanya.
nyamuk: jenis serangga yang membuat anda menganggap lalat lebih baik.
negara: tempat sedikit orang pintar yang membodohi banyak orang.
nenek: pengasuh bayi yang tidak suka bolak-balik menghabiskan isi lemari es.
O
oportunis: seseorang yang akan mulai mandi kalau dia tidak sengaja terjatuh ke dalam sungai.
optimis: seseorang yang ketika sedang melayang jatuh dari puncak Monas masih bisa bilang, “Lihat, khan. Aku masih belum terluka”.
dewasa: orang yang berhenti pertumbuhan badannya, baik ke atas maupun ke bawah, namun tetap tumbuh pada bagian tengahnya.
P
paranormal: orang yang paling dipercaya untuk menjelaskan hal-hal yang sulit dipercaya.
pelit: sifat yang membuat orang hidup miskin, tapi mati dalam keadaan kaya.
penata rambut: seseorang yang mampu menciptakan sebuah gaya yang tidak akan pernah bisa diulanginya lagi.
pengalaman: sebutan yang diberikan oleh para pria untuk kesalahan-kesalahannya.
politik: cara cerdas membujuk orang lalu mengambil hartanya dan menguasainya
politisi: seorang yang mgnguncang-guncang genggaman tanganmu sebelum pemilihan dan mengguncang-guncang keyakinanmu sesudahnya.
presiden: orang yang dianggap mampu untuk disuruh pusing kemudian disalahkan.
profesor: seseorang yang berbicara ketika orang lainnya tertidur.
psikolog: seseorang yang mengamati setiap orang, ketika ada seorang gadis cantik memasuki ruangan.
R
rangka: seonggok tulang-belulang bersama orang yang sedang membersihkan kotoran.
remaja: anak kecil berbadan besar yang kebingungan karena bermimpi basah.
rokok: tembakau yang digulung dengan kertas, dengan api di ujung yang satu dan seorang bodoh di ujung yang lain.
S
sapu tangan: penampung ingus.
sarjana: orang yang buang-buang uang jutaan rupiah hanya untuk memperpanjang nama.
selingkuh: poligami ala liberalisme
senyum: sebuah garis melengkung yang bisa meluruskan banyak hal.
T
telepon genggam: alat komunikasi yang mudah didapat, mudah dijual dan mudah dicolong.
televisi: teknologi canggih untuk membikin otak manusia berhenti bekerja.
U
umpan balik: hasil akhir yang tidak bisa dihindari ketika bayi anda menolak wortel yang keras di dalam bubur di mulutnya.
V
vegetarian: kosa kata purba untuk pemburu yang tidak pernah mendapatkan buruannya.
vulgar: banyak areal terbuka yang mudah diserang lawan.
W
wanita: istilah terhormat dan modern untuk perempuan tua keriput yang suka bersolek.
waria: keadaan transisi yang tidak pernah berakhir.
X
x (faktor eks): kata paling gampang yang digunakan oleh orang-orang sok tahu.
Y
yayasan: berbisnis yang bebas pajak dan bebas pengawasan.
yoyo: satu-satunya permainan yang dipopulerkan oleh politikus.
Subscribe to:
Posts (Atom)