Antara Marahnya SBY dan Marahnya Bung Karno
Kemarin waktu, SBY dengan tidak mengidahkan etika mempermalukan seseorang di depan umum. Pidato SBY yang membosankan dan kemungkinan omong kosong SBY yang terus menerus di dengungkan lebih baik ditanggapi dengan tidur saja. Namun kemarahan SBY ini cukup mendapat perhatian publik. Hanya saja kemarahan SBY cukup mengawang-awang dia bilang “malu pada rakyat”...lha kalau malu kenapa dia terus menerus cuap-cuap omong kosong, kasus Lapindo serta ketidakpeduliannya menunjukkan kapasitas kepemimpinan SBY yang tidak tahu malu, maka pantaslah seorang pejuang besar demokrasi Indonesia yang berani, Sri Bintang Pamungkas membuang gambar SBY-Kalla di depan patung Proklamasi. Bila kelak SBY maju lagi mencalonkan diri menjadi Presiden RI, maka dia adalah jenis orang yang tidak tahu malu. Bukan saja pada rakyat, tapi pada dirinya sendiri. Sebab ada omongan dia sendiri yang bilang hanya mau jadi Presiden sekali saja, coba wartawan Kompas ada yang merekam ucapan itu yang berulang-ulang dia lakukan, kalau dia maju lagi untuk jabatan Presiden kedua kalinya tinggal setel keras-keras rekaman itu dan menunjukkan sikap seorang pemimpin yang plintat plintut...
Kualitas intelektualitas seseorang bisa dilihat dari cara marahnya. Coba perhatikan marahnya Bung Karno pada Golkar. Kemarahan ini adalah kemarahan profetik karena memperlihatkan bahwa kelak Golkar membusukkan politik Indonesia dibawah rezim Junta Militer Orde Baru. Mari kita kenang kemarahan Bung Karno pada Golkar, pada pada 11 Desember tahun 1965 di malam hari, bertempat di Istana Bogor.
“ Saudara-Saudara Sekalian.....,
Barangkali Saudara-Saudara melihat saya masuk ruangan ini dengan muka marah!...Memang marah!, Masak pantas kamu orang yang dipersilahkan datang di sini jam 7, kan kamu orang minta supaya ini malam datang disini menyuruh Presiden satu jam menunggu!!!!.........Tadi saya memakai perkataan ...Inlaander Kamu Orang Sekalian!!
Ya,...Ya rapat baru setengah enam habis.
Go To Hell... Dengan setengah enam!
Inikah Golongan Karya? Inikah yang dinamakan katanya menjunjung tinggi, patuh kepada Kepala Negara, Presiden, Saya marah...Saudara-saudara!
Kalau Saudara-saudara meladeni revolusi cara begini, nou,... tidak akan revolusi itu bisa selesai. Jangan mengeluarkan alasan kepada saya, ya sidang baru setengah enam habis. Kalau sidang akan memakan waktu begitu banyaknya,....mulai pagi-pagi betul!! ...jam berapa mulai sidang?
Mulailah jam 5 Pagi! Inlanders!!!!!
(Amanat Paduka Yang Mulia Sukarno Di hadapan Para Anggota Golongan Karya)
Bung Karno sepanjang dia pidato tidak pernah memarahi satu orang di depan umum. Mungkin hanya nama Mashuri saja yang pernah ia sebut dengan nada sinis, namun saat itu Mashuri tidak ada di tempat.
ANTON
No comments:
Post a Comment