Monday, 8 September 2008

Catatan FBI : John Lennon Kiri!

FBI: John Lennon Kiri

Sepuluh dokumen terakhir FBI mengenai Lennon.LOS ANGELES -- Biro Penyelidik Federal Amerika Serikat (FBI) kemarin akhirnya melansir dokumen rahasia terakhirnya mengenai laporan mata-mata dan penyadapannya terhadap John Lennon dari masa 1970-an.Saat itu Presiden Amerika Richard Nixon khawatir musisi bekas anggota band legendaris The Beatles itu akan mempengaruhi pencalonan presiden periode keduanya.Dokumen tersebut dibuka setelah sejarawan Universitas California, Jon Wiener, dan kelompok hak-hak asasi manusia di sana menuntut pengungkapannya berdasarkan Undang-Undang Kebebasan Informasi lewat perjuangan di pengadilan selama 25 tahun. FBI selama ini merahasiakannya dengan alasan dapat membahayakan Amerika.Wiener awalnya mendapat sejumlah dokumen yang menunjukkan bahwa FBI mematai-matai kegiatan Lennon pada 1971 dan 1972. Dokumen itu mengindikasikan Nixon menilai Lennon akan mendukung Senator George S. McGovern dalam pencalonan presiden melawan Nixon.Adapun dokumen mutakhir sebanyak 10 halaman itu berisi perincian baru mengenai hubungan Lennon dengan kelompok kiri dan kelompok antiperang di London pada 1970-an. Tapi laporan itu tak menunjukkan bahwa pejabat pemerintah menganggap Lennon sebagai ancaman serius."Isi dokumen yang dirilis hari ini adalah hal yang memalukan bagi pemerintah Amerika," kata Wiener, sejarawan berusia 62 tahun, yang sudah menulis dua buku tentang almarhum Lennon, Come Together: John Lennon in His Time dan Gimme Some Truth: the John Lennon FBI Files."Saya khawatir pemerintah Tony Blair akan melancarkan serangan militer terhadap Amerika sebagai balas dendam dari dilansirnya dokumen-dokumen ini," ujarnya. "Kini kita dapat melihat bahwa klaim keamanan nasional oleh FBI selama 25 tahun itu sudah absurd sedari awal."Di antara isi dokumen itu, ada laporan FBI bahwa Lennon pernah diwawancarai Red Mole, surat kabar bawah tanah London yang diterbitkan Kelompok Marxis Internasional (IMG) pada 1971. Di situ dia menekankan soal latar belakang kehidupan proletariatnya dan simpatinya terhadap kaum tertindas dan tersingkirkan di Inggris dan dunia.Ada pula sebuah memo dari Direktur FBI J. Edgar Hoover kepada H.R. Haldeman, Kepala Staf Gedung Putih dan penasihat terdekat Nixon, bahwa, "Lennon tertarik dengan 'kegiatan sayap kiri ekstrem di Inggris' dan dikenal sebagai simpatisan kaum komunis Trotskyis di Inggris."FBI mencatat bahwa Lennon dan istrinya, Yoko Ono, turut menandatangani petisi dukungan kepada Raja Kamboja Norodom Sihanouk ketika negeri itu dibombardir Amerika selama Perang Vietnam.Dokumen itu juga mencatat bahwa Lennon juga berpandangan revolusioner "lewat isi beberapa lagunya", yang tampaknya mengacu pada lagu Power of the People".Sejumlah dokumen lain pernah diterbitkan, tapi sebagian isinya dihitamkan FBI dengan alasan keamanan. Kini bagian itu telah dibuka dan informasinya menyatakan bahwa Tariq Ali dan Robin Blackburn, dua tokoh kiri Inggris yang menjadi anggota Dewan Redaksi Red Mole, telah mendekati Lennon dengan harapan bahwa dia akan mendanai sebuah toko buku dan ruang baca sayap kiri di London.Tapi dokumen yang baru dirilis menambahkan informasi bahwa Lennon tampaknya tak memberi mereka uang meski berhubungan lama dengan Blackburn dan Ali.Laporan mata-mata lainnya menyatakan secara jelas tak ada bukti tertentu bahwa Lennon memberi uang untuk tujuan-tujuan subversif. Dokumen lain menyatakan tak ada bukti bahwa Lennon punya hubungan formal apa pun dengan kelompok-kelompok kiri tersebut.John Lennon mulai terlihat sebagai aktivis antiperang ketika merekam lagu Give Peace a Chance pada 1969, puncaknya Perang Vietnam, dan terus mengental hingga 1972 ketika pemerintah Nixon bermaksud membungkamnya dengan memerintah agar dia dideportasi dari Amerika.Salah satu dokumen mutakhir yang diungkap FBI adalah sepucuk surat kepada John T. Minnich di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Inggris, yang mengabarkan bahwa Komite Internasional untuk John dan Yoko telah dibentuk untuk menghimpun dukungan guna mendeportasi pasangan itu. Komite tersebut bukan rahasia lagi, tapi kepala surat dan penandatangannya masih dirahasiakan FBI.Tariq Ali, tokoh kiri yang disebut-sebut dalam dokumen itu, menertawakan isi dokumen tersebut dalam surat elektroniknya kepada Associated Press. "Apa yang menggelikan adalah karakter menyedihkan dari informasi itu," katanya. "Tentu saja pemata-mataan yang dilakukan negara-negara demokrasi Barat itu sama mengganggunya dengan dulu.""Dari awal FBI memperlakukan John Lennon seakan sama jahatnya bila menyanyikan Give Peace a Chance," kata Dan Marmalefsky, pengacara yang membantu Wiener dalam pembukaan dokumen FBI itu."Itu menunjukkan bagaimana pemerintah kita (Amerika) mengeksploitasi keamanan nasional untuk membentengi dirinya dari malu politis," kata Marmalefsky.Pada 1970-an Lennon memang banyak berhubungan dengan kelompok-kelompok kiri dan Amerika era Nixon sedang giat-giatnya memerangi komunisme. Lagu ciptaan Lennon, Imagine, lahir dan praktis menjadi lagu tema aktivis perdamaian di berbagai penjuru dunia hingga kini.Ketika Nixon terjungkal dalam skandal Watergate, Lennon tetap bermukim di Amerika dan mendapat status penduduk permanen pada 1975. Ketika Jimmy Carter dilantik menjadi presiden pada Januari 1977, John dan Yoko diundang menghadiri upacaranya--sebuah lambang akhir permusuhan pemerintah Amerika dan sang musisi legendaris. Tapi usia Lennon tak panjang. Dia tewas dibunuh Mark David Chapman di New York pada 8 Desember 1980. AP AFP LA TIMES KURNIAWAN

//

1 comment:

Anonymous said...

mengapa tokoh2 dunia yg menjunjung tinggi perdamaian selalu berakhir tragis dengan pembunuhan??