Saturday, 21 August 2010
Desember, Natal dan Hujan
Desember, Natal dan Hujan
Entahlah, aku selalu menyukai bulan Desember
Bulan penuh rajutan air hujan, genangan di lubang aspal dan selokan
Tentang Desember
Tentang Nyanyian Natal
Desember,
Udara abu-abu, embun malu-malu
pada pucuk cemara, pada ranting yang mendesah
kepada angin, surat-surat yang sudah lama tak dibuka
jalanan usang, cerita lama
tentang masa lalu yang patah
atau sendal koyak menahan sejarah
berlalu tanpa sedikitpun aksara
Pada desember, ketika air hujan menjadi warna jendela
dan perempuan lacur mengharapkan Tuhan di tengah ladang kerjanya
Pada Desember, Ketika air mata melompati pagar hati
seorang laki-laki yang gagal menjadi bapak
kerna tak kuat beli susu di toko.
Pada Desember, ketika malam menepikan bulan
dan permulaan datang menghujankan batang-batang kapas
luruh semua
menjadi kegamangan masa silam
Dunia berputar seturut kipas waktu
dan Desember mengakhirinya dengan sikap ragu
Pada bulan Desember
Kekecewaan dan Harapan menjadi tulang iga kehidupan
Nyanyian Natal disuarakan
Dan Bunda Maria menurunkan tangannya
Pada Bulan Desember, Kasih Tuhan di Langit, Membumikan Manusia...........
ANTON
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment