Sajak Sore Ini
Kekasihku, Sore ini aku membuat sajak untukmu
Hanya sekedar membangun pelataran rindu
dari gerbang yang engkau susun dulu
lihatlah tanah remah air mata kita
di bawahnya tergeletak ratusan daun jati kering
belum disapu oleh ingatan-ingatan kita
Kekasihku, aku ingat betapa engkau dulu menyukai air mata
dan kau kerap menitipkannya pada angin
tangan-tangan angin itu mengetuk pintu
membuka hatiku, lalu angin itu menjadi pelana
dimana ia kemudian memperkuda cintaku
semua ruang adalah wajahmu
Kekasihku, bulan bulat air mata
menyampiri ayat-ayat yang sering kau nyanyikan
itulah nyanyian cakrawalamu, bagaimana aku bisa menghidupkan gairah rindu
Api cintaku
adalah sejarah yang satu
tentangmu
adalah mimpi mengejar bintang-bintang
Maka ketika bintang itu menjadi pohon flamboyan tepi jalan
Pungkas sudah aku menghamili rasa cintaku padamu.
Anton, 2011
3 comments:
Saya suka sekali dg puisi ini
Indah..saya suka kata2mu..tentang daun yang jatuh...bukankah hidup kita juga seperti sebatang pohon ? Tiap kisahnya sudah tertulis di tiap helaian daunnya. Saat sudah kita lalui, gugurlah dia...
Salam kenal ya,
Titik Kartitiani
bagus sekaliii..
Post a Comment