Saturday 21 November 2009

Words

Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan
bila anda sedang takut, jangan terlalu takut.
Karena keseimbangan sikap adalah penentu
ketepatan perjalanan kesuksesan anda

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita
adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba
itulah kita menemukan dan belajar membangun
kesempatan untuk berhasil

Anda hanya dekat dengan mereka yang anda
sukai. Dan seringkali anda menghindari orang
yang tidak tidak anda sukai, padahal dari dialah
Anda akan mengenal sudut pandang yang baru

Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi
pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus
belajar, akan menjadi pemilik masa depan

Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi
pencapaian kecemerlangan hidup yang di
idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa
kesenangan adalah cara gembira menuju
kegagalan

Jangan menolak perubahan hanya karena anda
takut kehilangan yang telah dimiliki, karena
dengannya anda merendahkan nilai yang bisa
anda capai melalui perubahan itu

Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila
anda berkeras untuk mempertahankan cara-cara
lama anda. Anda akan disebut baru, hanya bila
cara-cara anda baru

Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan.
Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap
anda tepat, dan tidak ada yang bisa menolong
bila sikap anda salah

Orang lanjut usia yang berorientasi pada
kesempatan adalah orang muda yang tidak
pernah menua ; tetapi pemuda yang berorientasi
pada keamanan, telah menua sejak muda

Hanya orang takut yang bisa berani, karena
keberanian adalah melakukan sesuatu yang
ditakutinya. Maka, bila merasa takut, anda akan
punya kesempatan untuk bersikap berani

Kekuatan terbesar yang mampu mengalahkan
stress adalah kemampuan memilih pikiran yang
tepat. Anda akan menjadi lebih damai bila yang
anda pikirkan adalah jalan keluar masalah.

Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui
mengapa didirikan. Jangan pernah mengabaikan
tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan
yang kemudian anda dapat

Seseorang yang menolak memperbarui cara-cara
kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku
seperti orang yang terus memeras jerami untuk
mendapatkan santan

Bila anda belum menemkan pekerjaan yang sesuai
dengan bakat anda, bakatilah apapun pekerjaan
anda sekarang. Anda akan tampil secemerlang
yang berbakat
Kita lebih menghormati orang miskin yang berani
daripada orang kaya yang penakut. Karena
sebetulnya telah jelas perbedaan kualitas masa
depan yang akan mereka capai

Kata-Kata Sang Guru Kehidupan

Tentang Sifat Manusia :

Tiga sifat manusia yang merusak adalah,kikir yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti,serta sifat mengagumi diri sendiri yang berlebihan.(Nabi Muhammad SAW)

Tentang Kebencian dan Dendam
Kebencian atau dendam tidak menyakiti orang yang tidak Anda sukai. Tetapi setiap hari dan setiap malam dalam kehidupan Anda, perasaan itu menggerogoti Anda.(Norman Vincent Peale)

Tentang Memaafkan.
Maafkanlah musuh-musuh anda, tapi jangan pernah melupakan nama-namanya.(John F.Kennedy)

Tentang Berbicara.
Lebih baik menjaga mulut anda tetap tertutup dan membiarkan orang lain menganggap anda bodoh, daripada membuka mulut anda dan menegaskan semua anggapan mereka.(Mark Twain)

Tentang Pelajaran
Aku telah belajar untuk diam dari orang yang banyak omong, belajar toleran dari orang yang tidak toleran, dan belajar menjadi ramah dari orang yang tak
ramah; namun, sungguh aneh, aku tak berterima kasih pada orang-orang ini.(Kahlil Gibran)

Tentang Kebenaran
Sahabat paling baik dari kebenaran adalah waktu, musuhnya yang paling besar adalah prasangka, dan pengiringnya yang paling setia adalah kerendahan hati.(Caleb Charles Colton)

Tentang Letak Kepuasan
Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Berusaha dengan keras adalah kemenangan yang hakiki.(Mahatma Gandhi)

Tentang Keyakinan
Jika orang berpegang pada keyakinan, maka hilanglah kesangsian. Tetapi, jika orang sudah mulai berpegang pada kesangsian, maka hilanglah keyakinan.(Sir Francis Bacon)

Tentang Ilmu dan Budi
Sebuah tong yang penuh dengan pengetahuan belum tentu sama nilainya dengan setetes budi.(Phytagoras)

Tentang Sukses
Sukses seringkali datang pada mereka yang berani bertindak; dan jarang menghampiri penakut yang tidak berani mengambil konsekuensi.(Jawaharlal Nehru)

Tentang Inspirasi dan Tindakan
Kita seharusnya diajar untuk tidak menunggu inspirasi untuk memulai sesuatu. Tindakan selalu melahirkan inspirasi. sedangkan inspirasi jarang diikuti dengan tindakan.(Frank Tibolt)

Tentang Kesempurnaan Hidup
Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis; dan pada kematianmu semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum.(Mahatma Gandhi)

Berdoa Dalam Kegembiraan.
Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah.(Kahlil Gibran)

Sifat Cinta
Sifat cinta sama seperti sifat air dalam tanah. Apabila anda tidak cukup menggali, yang anda peroleh adalah air yang keruh. Apabila anda cukup menggali, yang anda peroleh adalah air yang bersih dan jernih.(Hazrat Inayat Khan)

Makna Hidup.
Hidup adalah sebuah tantangan, maka hadapilah. Hidup adalah sebuah lagu, maka nyanyikanlah. Hidup adalah sebuah mimpi, maka sadarilah. Hidup adalah sebuah permainan, maka mainkanlah. Hidup adalah cinta, maka nikmatilah. (Bhagawan Sri Sthya Sai Baba)

Pecundang & Pemenang
Seorang pecundang tak tahu apa yang akan dilakukannya bila kalah, tetapi sesumbar apa yang akan dilakukannya bila menang. Sedangkan, pemenang tidak berbicara apa yang akan dilakukannya bila ia menang, tetapi tahu apa yang akan dilakukannya bila kalah.(Eric Berne)

Thursday 12 November 2009

Puisi Jazz

Puisi Jazz

By.Anton Djakarta

Sepi hitam menjadi
hutan rupa-rupa dari tanaman rupa-rupa
ilalang macam tinggi, mencari waktu mencari nama
retak malam singgah pada bintang, bintang hilang kabut pecah
dalam satu tautan keriangan
mata pisau mata kalut
sepi bertaut
pelabuhan retak
dirimu menjadi maut

Kisahkan bintang melaknat malam : Kabut sunyi
hitam tidak hitam
biru menjadi api
merah seperti tembaga
laut macam singa
magenta berbunyi warna
pada angkasa gelap rupa
satu malam tanpa jiwa
menusukkan kenangan yang sakit
tentang kaca mata
tentang celana
tentang baju kusam diatas loteng tak berbuah

Namamu berbunyi pada terompet kerang
sadur satu satu irama
membentuk buah buah kehidupan
panji-panji kemarin waktu
pada jam-jam kita bertemu
pada satu langkah sepi
angin malam
udara kuburan
gang sempit
taksi putih
mobil angkutan
warung jamu
bulan terang mainkan soneta
paling jingga tak menyapa
jinga...jingga....jingga

Kejora jatuh
batu-batu hitam
rumah kayu
mata memandang
pelukan kuat-kuat
tangisan tengah malam
rengekan
keringat kerja
satu malam satu mimpi
tak pernah usai

Lautan tepian
tak terlihat
pelabuhan menjadi pulau mati
sepi
takdir
malam
pagi

Kini loyang tak lagi menjadi emas, genting suram
rumah-rumah tanpa jendela
kereta api tua
rel mati
paku hitam
palu

Debur ombak di tepi ancol
Riang rinai suara mobil
pada parkir mall tua
sepi
malam
takdir
menjauh
panggang api
gantang asap
menunggu
jam-jam waktu

Terus
jalan meradang
mata ngengat merusak bantal
buku-buku rumah kardus
isi buku tak pernah urus
malam
takdir
pisau
usai
sepi
tak ada
mata
kaca mata
rambut
bau shampoo
bau sabun
bahu
kaki
dan rindumu

Terjal jalan merusak masa lalu
robek
gagal
waktu
sunyi

Perih angsana, perih perut bumi. Galian pacul tak berliang pada kuburan-kuburan kegagalan
sepi jam mati jalan perempatan flamboyan rumah sendal celana baju kaca mata
bulan bulat menjadi topi
kepala angsa macan api
sungguh
tak
merasai
hidup
seperti
mati
berhenti

Lalu kabar
naik ke angkasa
awan-awan
urat syaraf
jingga
putih mata
kontradiksi
keluhan
cinta
rindu
benci
dendam
cinta
rindu
benci
dendam
sakit
sakit
sakit
sakit
luka
malam
penyesalan
udara api
satu hari
selesai
menyesal
meradang
mati kutu
siksa
hidup
menyesal

Desai-desai angin malam cemara bertaut, Rumput saling cumbu, embun berahi dan kaca jendela menguap
dirimu datang pada udara hantu
dalam mimpi
dalam sesal
dalam kabut
dalam rindu
meledak

hidup seperti berhenti

Monday 9 November 2009

Rain




Rain

By Uriah Heep

It's raining outside
But that's not unusual
But the way that I'm feeling
Is becoming usual
I guess you could say
The clouds are moving away
Away from your days
And into mine

Now it's raining inside

It's kind of a shame
And it's getting to me
A happy man
Why should you want to
Waste all my time
The world is yours
But I am mine

Rain, rain, rain in my tears
Measuring carefully my years
Shame, shame, shame in my mind
See what you've done to my life

See what you've done to my life

Sajak Orang Yang Mau Cerai

Sajak Orang Yang Mau Cerai

By. Anton Djakarta

Perpisahan adalah takdir
suatu jalan kehidupan yang mau tak mau menimpa semua orang
tapi perpisahan yang dipaksakan adalah getir
hidup menjadi kosong
ketika mimpi berubah menjadi kata-kata bohong

Perceraian ini harus terjadi bila mimpiku dan mimpimu menjadi pahit
lidahmu dan lidahku tak pernah satu lagi
mainkan irama tentang nyanyian bisu masa depan
yang selalu kita katakan di ambang pernikahan dulu
yang pelan-pelan menumbuhkan beringin di hatimu

Kenangkanlah masa dulu
ketika kita saling jatuh hati
mengirimi sajak atau memainkan lagu
pada tepi senja yang ranum
pada belaian seperti arus air yang melembutkan batu-batu kali
dan kenangkanlah ketika aku merabaimu dengan gemetar
lalu cinta merambat pada setiap malam kita

Mengapa ini harus diakhiri
dengan kebosanan
dengan prasangka yang bukan-bukan
dan kemarahanmu meledakkan cakrawala.............

Rindu yang retak bukan berarti harus berserak-serak
Dan kita dipisahkan oleh malam yang berjarak
Namun perceraian terpaksa disabdakan pada hati yang terkotak
dan kerak mimpiku bukan lagi beludrumu tentang rindu
tapi sudah menjadi air api yang mencengkeram seluruh hidupku

Wajahmu yang dulu secantik senyum Monalisa
kini kulihat seperti Medusa
Mana bisa kulihat hatimu yang menyanyikan bait-bait kerinduan
Bila hatiku sudah tidak lagi kau pegang

Perceraian yang akan kita lakukan
mungkin saja membuat baru kehidupan
atau ini hanyalah tragedi
dimana takdir sudah lama digariskan.

Bulan perak tak lagi jadi raja malam
air mata menggenangi sarung bantal
pada malam sepi, dengan bintang seperti kuarsa yang tak bermakna
Bila saja kesederhanaan datang pada cinta yang sempurna
Maka tak perlulah ada perpisahan

Perceraian mungkin saja hanya satu bab dalam novel kehidupan
Tapi percayalah itu bab paling menegangkan

Wednesday 4 November 2009

Sajak Menggulingkan Pemerintah

By. Anton Djakarta

Pemerintahan yang sudah berlangsung tidak benar
adalah pemerintahan yang membuka jalan negara untuk menindas
membangun kekuasaan dengan mengooptasi ruang gerak rakyat
mengebiri para intelektuil dengan jabatan
mengancam para pejuang keadilan dengan dalih hukum atau jebakan
menjebloskan ke bui dengan sodoran bukti-bukti fitnahan

Demokrasi bukan penyelesai persoalan, karena persoalan bukanlah pada sistem pilih memilih
persoalan bukan pada bagaimana kita bebas bicara atau pers berteriak.
Itu persoalan gincu...sekali lagi persoalan gincu!

Dari dulu sejarah mengajarkan, apa yang orang tua kita ceritakan di beranda rumah, atau buku-buku yang menerangkan masa lalu atau kesadaran melihat bagaimana masyarakat bekerja.
Sejarah menjelas-jelaskan pada alam kesadaran yang kemudian menotok kepala kita, mau kepala batu atau tanah liat. Bahwa persoalan kemerdekaan adalah persoalan pembebasan, persoalan rakyat kebagian rejeki modal. Tapi ketika modal dikangkangi sepihak dan negara menjadi alat mengancam, maka sah perlawanan.

Rakyat pemilik sah negeri ini
Dan pemilik sah negeri ini mencangkul batu di bukit-bukit kapur dengan keringat yang berubah menjadi arus darah
Arus darah yang mengantarkan ribuan orang berdesakan di gerbong-gerbong kereta
dengan motor-motor murah kreditan melanggari lalu lintas sambil menyuarakan bisikan kolektif : Kami benci peraturan yang disisakan untuk rakyat, tapi bukan penggede berpeci dan berbatik jutaan.
Kerna Penggede bebas hukum malah dengan hukum menjebloskan orang yang berani melawan kedalam bui.

Rakyat dipaksa berkonsumsi berlebihan
dibutakan matanya untuk berproduksi kerna modal asing terganggu
dipaksa menjadi babu, disadarkan bahwa dirinya hanya separuh kuli
toh babu dan kuli tak pernah sadar hukum korupsi, apalagi hukum Revolusi.

Dikiranya jalan sejarah hanya berhenti pada demokrasi
dikiranya jalan pembebasan hanya berhenti ketika pemilihan berlangsung rapi
Dunia artifisial dijadikan substansi
Pelangi dikira besi!

Persoalan kita adalah persoalan modal !, persoalan pembebasan rakyat adalah persoalan pembagian jatah modal yang tidak pernah dibagikan pada rakyat, karena dikumpulkan secara sepihak!
Rakyat dari jaman ke jaman tak pernah mendapat jatah kekayaan negeri ini
dulu Suharto membodohi dan menakuti rakyat dengan bayonet
Rezim sekarang membohongi rakyat dengan kertas suara demokrasi yang tak jelas nilai kejujurannya.
Hegemoni kekuasaan menjadi kitab suci, oposisi dikiranya jalur basi.
Apalah artinya rezim yang dipilih dari ballot-ballot tapi justru membuat rakyat idiot
Demokrasi hanyalah alat, hanya alat!....bukan tujuan. Ketika demokrasi kemudian menemukan jalan untuk menindasi rakyat, maka dengan segera kita harus teriak : Hentikan!

Ketika semua menjadi bongkok didepan kolaborasi dan koalisi
Ruang penyadaran harus dibangun dalam sel-sel ruang rakyat
Ketika parlemen sudah menjadi pasar sapi
Maka rakyat harus bertindak sendiri

Bangun lagi ruang-ruang penyadaran pada diskusi-diskusi mahasiswa
pancing keberanian mahasiswa turun ke jalan
Memenuhi jalan boulevard bukan hanya tugas buruh yang teriaki upah bulanan
Atau mahasiswa yang beraninya kelewatan
Tapi jadikan jalanan ruang publik menunjukkan kebohongan
dengan Ibu-ibu rumah tangga dan Pekerja kantoran yang berbau necis dan melumuri rambut dengan minyak selembut zaitun. Ancam kekuatan kekuasaan yang memamerkan kesombongan, yang menjadikan negara alat penindasan.

Demokrasi hanya alat, tapi soal sesungguhnya adalah Modal
Dengan Modal yang dikuasai sepihak
tak akan pernah ada keadilan
Dengan Modal yang dikumpulkan secara oligarkis
maka penguasa mendikte rakyat, suruh duduk mengangkang atau njengking harus nurut
seperti pak turut yang kehilangan akal sehat karena otaknya cuman diperut.

Membawa rezim ke arah rasional
tak cukup hanya bicara berbusa-busa depan televisi
bicara di radio sana sini
tapi bersiaplah turun ke jalan, bila kasus besar gagal dipecahkan
Rencanakan Revolusi

Siapkan kembali perlawanan
bangun jaringan propaganda
Bentuk ruang kesadaran
Bangun kekuatan

Selama Modal dikuasai sepihak
adalah sah bagi kesadaran membangunkan banyak pihak!

Dan jika kasus besar gagal diselesaikan
adalah sah revolusi dijalankan.............

Sunday 1 November 2009

Aku, Masa Lalu dan Pelajaran Sejarah




Aku, Masa Lalu dan Pelajaran Sejarah

By.Anton Djakarta

Aku adalah orang yang hidup soliter, mungkin ini karena pengaruh zodiak macan yang mempengaruhi tahun kelahiranku. Soliter itu penyendiri dan melakukan apa-apa sendiri. Selain sikap soliter, dari kecil aku paling benci kumpul-kumpul acara yang sifatnya sosial, hal yang paling aku ingat dalam acara kumpul sosial yang pernah aku jalani hanya saat aku disuruh mewakili kelas pada acara potong kambing Idul Adha di SMP tahun 1987 habis itu aku tak ingat lagi acara sosial yang aku mau, semua konstruksi-konstruksi acara sama sekali tidak pernah aku suka. Teman-teman berkumpul untuk Valentine, aku malah menyibukkan diri di kamar entah menggambar atau membaca buku. Dan setiap teman dekatku tau, bahwa aku sangat membenci acara pesta pernikahan, hanya bisa dihitung dengan jari pesta pernikahan siapa yang aku datangi. Aku membenci sekali dengan pesta pernikahan yang merepotkan itu.

Selain sifat soliter ini aku sangat menyukai sejarah. Ini dimulai saat aku berusia 8 tahun. Aku dilarang baca komik oleh bapakku karena itu tidak menambah kepintaran, dia memaksa bahwa orang pintar adalah orang yang bisa Matematika. Ini adalah ajaran dungu yang memang dibentuk oleh paradigma masa lalu, dikiranya sastra, seni dan hal-hal lain diluar Matematika bukanlah kecerdasan, bahkan aku ingat dia mencemooh olahraga yang dibilangnya sebagai kegiatan orang-orang idiot. Padahal aku sangat suka membaca komik, komik yang paling aku suka aku masih ingat adalah komik Mahabharata Kosasih. Lain itu banyak sekali, di jaman aku SD aku suka sekali membaca Musashi yang tiap hari dimuat di Kompas. Karena dilarang baca Komik, aku malah membaca buku “Tahta Untuk Rakyat” Sri Sultan HB X yang aku ingat tahun terbitnya adalah 1982, dari buku inilah aku memulai petualangan untuk membacai sejarah. Aku ingat di umurku yang 10 tahun aku sudah ke Gramedia Blok M untuk membeli buku Socrates, lalu sejarah filsafat Yunani dan Machiavelli. Di usiaku yang 12 tahun aku sudah menamatkan ensiklopedi Amerika, tapi aku menyesal tidak pernah membiasakan diri untuk berpikir dan menulis dalam bahasa Inggris. Rupanya hal ini sangat berpengaruh dalam penulisan, tapi aku ingat NEM saat lulus SMP, bahasa Inggrisku adalah 8 sementara NEM Matematika cuman 3.5 inilah yang membuat bapakku marah besar, dicapnya aku anak bodoh.

Jaman SMP aku sudah menamatkan banyak buku sejarah termasuk buku Das Kapital dalam bahasa Inggris yang aku dapat dari seorang temanku yang bapaknya jadi diplomat, suatu saat aku melihat buku itu diatas meja dekat televisi ruang keluarganya, aku melihat-lihat kemudian dari kamar mandi bapaknya temanku muncul dan nanya ini itu, lalu kami berdiskusi tentang Marx, dia suka sekali dengan cara aku bicara dan dipinjamilah aku buku itu. Tak lama kemudian buku itu sah jadi milikku karena Bapaknya temanku pindah ke luar negeri, dan lupa menanyakan buku yang aku pinjam. Rupanya memang buku Das Kapital dalam bahasa Inggris itu rumit, barulah pada tahun 2004 Oey Han Djoen menerjemahkan buku Das Kapital kebetulan aku sama pacarku Cici pergi ke toko buku Gramedia di Kramat Raya, dan aku membeli buku itu. Cici ini juga rajin menanyai buku-buku baru ke toko-toko gramedia kalau aku sedang membutuhkan. Tapi dia sama sekali tidak suka baca buku berat, yang disukainya hanya membaca buku ringan dan novel-novel bergaya Amerika. Palingan dia hanya menyukai Totto Chan, padahal menurutku dia orang yang teramat pintar. Kecerdasannya memang kecerdasan tukang, artinya kecerdasan yang dilakukan karena berulang kali melakukan itu, maklum dia akuntan, bukan kecerdasan abstraksi atau kecerdasan kreatif. Kecerdasan tukang adalah kecerdasan dalam melakukan tindakan pengulangan sehingga mampu secara sistemik melakukan pekerjaan yang menurut standar aturan awam sangat rumit, kecerdasan cici dalam memahami angka luar biasa. Tapi dia tidak kreatif, tidak bisa menghubungkan satu konsepsi menjadi satu konsepsi sehingga membuat satu rangkaian yang bisa diambil kesimpulan, karena kecerdasan itu adalah kecerdasan abstraksi. Aku sendiri sangat bodoh dalam ilmu keterampilan tukang, walaupun jaman kuliah nilai akuntansi-ku rata-rata A tapi aku tidak suka akuntansi, aku lebih suka Manajemen Keuangan. Dan aku masih ingat dalam kuliah-kuliah Pasar Modal aku sangat menonjol, banyak teman-teman kuliahku yang mengingat ini. Tapi dari dulu Matematika adalah macam hantu yang menyebalkan.

Di Jaman SMP itu pula aku sangat rajin membeli buku-buku sejarah. Tapi jaman itu jaman Orde Baru, tentu buku sejarah adalah buku yang diijinkan. Kalau tidak salah bulan April 1988 aku berkenalan dengan orang yang lupa aku namanya siapa di LIPI, dia mengenalkanku buku-buku yang sekarang dikenal sebagai buku kiri, roman-roman Pram banyak kubacai saat itu, tapi itu sangat rahasia aku takut sekali kalau ketahuan baca buku ini, mendingan ketahuan baca buku Enny Arrow daripada baca buku yang dicap sebagai PKI. Aku masih ingat jaman SMP aku sangat menyenangi sejarah, pelajaran sejarah aku menguasai sekali. Banyak temanku SMP yang ingat akan hal ini, rata-rata nilai sejarah dari SMP sampai lulus SMA kalau ndak 9 ya 10. Sempurna.

Hanya saja kelebihan dalam mempelajari sejarah sama sekali bukan kesadaran yang bisa membentuk masa depan. Dalam hidupku hal yang paling aku sesali adalah aku tidak berani mengambil keputusan untuk mengambil jurusan sastra dalam pendidikan tinggi. Hal ini kerna cap sastra sebagai tempat anak buangan, dan ini jujur saja pemikiran bodoh yang hinggap dikepala orang-orang Indonesia saat itu. Aku ingat jaman itu adalah jaman mendewakan Habibie, orang macam Pram pastilah dilindasi karena bersifat kritis terhadap masyarakat penjara adalah hadiahnya. Jadilah ilmu tukang menjadi dewa, ilmu teknik atau akuntansi, tapi ilmu-ilmu kemasyarakatan dikebiri habis.

Saat kelas dua SMA (tahun 1991) aku ingat pelajaran sejarah adalah hari kamis. Kenapa aku ingat ini? Pertama, adalah karena aku sangat suka sejarah. Kedua, karena Maria gacoanku yang cewek Arab itu kalau kelasnya ada pelajaran Olahraga, (kelas 1-1) pas hari kamis jam 8.00 pagi. Jadi aku memilih duduk depan bangku depan dekat pintu hanya untuk melihat Maria olahraga. Jaman itu bukan jamannya cewek pakai jilbab, dan Maria nggak jilbaban dia mengenakan celana pendek olahraga dan kakinya jenjang, memang Maria orangnya tinggi, serba panjang lehernya panjang, tungkainya juga panjang kalo jalan kayak orang kaku, mangkanya Diana temanku satu kelas bilang kalau aku mencintai wanita 'ayu mung wagu'. Nah aku ingat saat itu ada pelajaran PSPB, kalau tiada salah kami disuruh menulis essay oleh guru sejarah. Saat itu aku menulis essay tentang 'seni untuk rakyat', bagus sekali itu menurutku, tapi bagi guru sejarahku itu lain soal. Entah kenapa aku dipanggil guru lain (bukan guru sejarah) dan dia mengatakan aku adalah anak berbahaya. Sampai hari ini, hal itu masih rahasia. Tapi guru itulah yang mengenalkanku dengan buku-buku yang sampai sekarang aku masih gunakan dalam menganalisa masyarakat. Dia bilang padaku “Kamu harus hati-hati, karena disekolahpun banyak intel polisi” benar-benar negara 'rumah kaca' saat itu. Sampai sekolahpun diawasi intel polisi. Jujur sedikit banyak aku agak takut, daripada buat tulisan tentang sejarah sastra kiri, lebih baik aku menulis tentang Isaac Newton, tentang pohon apel yang jatuh menuju bumi. Toh, itu tak menggangu negara pikirku lugu.

Yang aku ingat tentang pelajaran sejarah, adalah ucapan guru SMP-ku yang pernah bilang bahwa aku lebih pintar daripada dia, jadi kamu diam aja dikelas nggak usah banyak jawab. Tapi aku bandel setiap dia bertanya kepada kelas, akulah yang pertama ngacungin tangan dan memang pertama tidak ada siapa-siapa lagi karena teman-teman sama sekali tidak tau apa-apa. Yang aku masih ingat adalah perdebatanku dengan guru SMP itu tentang Raden Mas Jolang dan Raden Mas Rangsang, keturunan Panembahan Senopati. Sehingga dari perdebatan itu aku dipanggil si Jolang, tapi aku marah dan temanku kupukul supaya dia jangan lagi memanggilku dengan nama-nama aneh. Temanku si Santi saja masih inget hal ini, bulan lalu dia komen di FB dia bilang aku kayak kakeknya kalo bicara sejarah.

Kini buku sejarahku ada ribuan jumlahnya, belum lagi transkrip-transkrip. Tak terpikir olehku untuk jadi ahli sejarah, hanya mungkin kelak aku akan serius tentang hal ini. Aku urusi dulu soal duit, inilah yang aku sesali andai aku sudah dari awal hidup untuk di sastra dan nulis buku tentunya aku bisa full di bisnis penulisan, tapi aku sudah ada pada persimpangan jalan. Dan aku harus menyelesaikan urusan duit dan bisnis yang sudah aku tekuni.

Pelajaran Sejarah memang mengasyikkan.

Sajak Jaman Ali Baba




Sajak Jaman Ali Baba

By.Anton Djakarta

Suatu saat si Assa'at punya ide yang katanya membawa manfaat
dibuatnya beslit bagi Cina untuk dilarang berdagang di kota-kota kabupaten, menutup toko-toko dan membangun ghetto-ghetto
lalu si Assa'at gagah sekali mengumumkan peraturan
seribu tepuk tangan dan hentakan meja memenuhi ruang kabinet
Aturan Assa'at menjadi gema untuk memulai peraturan modal
dengan kuasa sebagai ganjal

Peraturan Assa'at diliat licik oleh si Pribumi yang memang berbakat
dengan beslit dijual belilah peraturan, si Ali membawa beslit si Baba membawa duit
jadilah cingcay dan peraturan dikentuti
Si Ali dapet uang Komisi, si baba rekeningnya penuh terisi

Jaman modal memerlukan para Jenderal
dan Jenderal di Indonesia tak pernah berperang
mana bisa mereka berperang?
Mereka jago bisnis luar dalam
dipiaralah banyak Cina, lalu memainkan kekuasaan.
Kongkalingkong, uang komisi dan korupsi menjadi makanan berita sehari-hari.
Lalu si Cina dikambing hitamkan, di bilang setan penjaga pintu-pintu tol dan si Jenderal duduk manis di pelataran sambil kipas-kipas duit komisi dibangun villa dan dibelinya kapal udara.

Warisan ini sudah lama kita kaidahi, dari jaman Assa'at sampai Suharto gigit besi
watak ini terus menerus terjadi
Sampai kasus Century
dan si Sri Mulyani berlagak menjadi si Ali

Sudahlah rakyat sudah capek mainan para Jenderal dan Politisi, Mau terus begini atau Revolusi
Penggede-penggede bertaruh di meja judi, mau stabilitas negeri atau korupsi uang rakyat bebas diambili?
rakyat disuruh hidup di alam simalakama
mereka berhenti terus menerus di titik koma.

Untuk apa negeri ini berdiri
Sukarno, Hatta, Sjahrir, Amir atau Tan Malaka mengira
negeri ini menjadi negara sosialis sejati
tak tahunya hanya tempat berak kaum pemodal lain negeri

Rakyat tidak pernah diberi ruang bergerak
ketika rakyat berkutat dulu diteriaki PKI
sekarang diteriaki orang sakit hati
Darimana merubah negeri
bila kaum muda hanya rebutan menjilat pantat pejabat
takut pada kemampuan diri sendiri?

Puisi ini kutulis sebagai pamflet untuk menjadikan kalian berani
bahwa untuk merubah negeri ini, sekali lagi Revolusi harus terjadi..........

Sajak Panembahan Senopati Menjelang Ajal



Sajak Panembahan Senopati Menjelang Ajal

By.Anton Djakarta

Dengung gung, wanita selir mondar mandir
di luar kamar sang panembahan sepuluh penembang menyanyikan bait-bait
tentang ruh yang akan pisah dari raga, tentang Megatruh yang berlarian
dalam langit senja, petani-petani mengosongkan ladang dan padi-padi baru saja mekar
seribu kyai menderaskan langit dengan doa
tentang panjangnya umur sang Panembahan, Pasar-pasar sepi seperti mati
Macan hitam berulang kali melompati cungkup-cungkup pemakaman
tanda kematian sebentar lagi mengetuk pintu jati
dan sungai-sungai mengeringkan air, rumput tumbuh dan angin mendesai dalam sore yang pasrah

Malam datang
Sang Panembahan menjelang ajal

Mata kuyu berkeliaran memutar-mutar dalam gelap
kehidupan ditandai pada bintang-bintang yang menjadi pedoman petani membalik-balikkan tanah sawah
pada nelayan yang mengatur jarak untuk melaut
pada para resi dan kyai yang mencoba menghitung tanggal berpuasa
bintang terang yang ada diatas tinggi kepala penguasa Mataram, bintang terang para Raja

Bupati-bupati berkumpul di balai sewaka
Para senopati mengatur kuda-kuda upacara
dan dayang-dayang memijati para pangeran yang datang dari utara
Sang Panembahan sebentar lagi menemui Tuhan Kuasa
Mataram bergelut dengan maut pada Raja yang berhati sepi

Sang Panembahan berdiri dalam sakit yang melayukan badan, dan tulang gemeretak dengan gigi separuh ompong ia melirih :

O, malam penuh bintang aku mohon maaf bila menyakiti kehidupan
aku salah dalam kediaman, aku rasai hidup bagaikan menaklukan kebohongan dan menciptakan penipuan demi Jawa ..........Demi Jawa.
Akulah yang diwarisi untuk menaklukan Jawa, dalam laut dalam darat, semua pelabuhan dan Pasar-Pasar, semua kapal-kapal, pedagang-pedagang dari Cina, Cempa, Kalingga, Haryya, Kmir dan Arab...aku ingin menaklukan semua pesisir utara Jawa agar menjadi benteng kuat diselatan dunia.
Aku taklukkan semua bupati pedalaman, para kanjeng pangeran dan semua wilayah di timur Jawa.
Inilah aku penerus kebesaran tanah Jawa
akulah sang Panembahan yang hidup dengan dupa-dupa dan dianugerahi kekuatan seribu dewa

Pasar Lor sudah menjadi perkabaran pertama dari perjuangan menundukkan Jawa
selaksa serdadu kuda menjaga batas-batas penaklukkan
dan mimpi belum berhenti dari terusan demi terusan
satu layang mati dan seribu layang diterbangkan untuk mengabarkan bahwa di Jawa sudah ada kekuatan.

Keris sakti ini sudah kutaruh di atas meja duka.

Tapi aku sakit, diriku sakit bukan badan ini yang hanya meriang
tapi jiwaku kosong, hidupku hampa
terbayang wajah seratus kematian yang telah aku sebabkan
wajah janda-janda dan anak kecil yang kehilangan bapaknya
muka-muka tanah kurus diterpa kelaparan kerna serdadu menghanguskan lumbung-lumbung dan membunuhi petani
aku layu mengenangkan, sebagai pembawa kematian

Dupa ini kuhirup pada mata yang mati

Karenaku,
Kapal-kapal dihancurkan, perdagangan mati tanpa kuasa
saudagar-saudagar ditelan dan perdagangan pindah ke bumi utara
Jawa....Jawa
demi dirimu aku menyiksa kehidupan
ladang-ladang dan pelabuhan
sudah aku buat seperti macan tua yang hanya makan belalang
tak ada kemampuan untuk melawan
karena akulah Sang Panembahan

Kematian datang, dentaman gamelan dan jiwa sebentar lagi pisah badan
biarlah aku sendiri
mengenangkan sepi, membayangkan wajah Mangir yang pecah kuinjak diatas watu gilang
dengkok sudah tahtaku terhantam wajah kuat sang penguasa macan
tapi akulah Raja Jawa
yang menjalani hidup dengan takdir
seperti aku mampu menghabisi Bendoro Pangeran Penangsang
kudanya gagak rimang menyembah padaku, dan sang Pangeran tersungkur memegangi usus
ia mati dan Jawa menjadi hidup kembali

Jawa...Jawa
demi dirimu aku menyiksa kehidupan