Monday 23 May 2011

Sajak Sore Ini


Kekasihku, Sore ini aku membuat sajak untukmu
Hanya sekedar membangun pelataran rindu
dari gerbang yang engkau susun dulu
lihatlah tanah remah air mata kita
di bawahnya tergeletak ratusan daun jati kering
belum disapu oleh ingatan-ingatan kita

Kekasihku, aku ingat betapa engkau dulu menyukai air mata
dan kau kerap menitipkannya pada angin
tangan-tangan angin itu mengetuk pintu
membuka hatiku, lalu angin itu menjadi pelana
dimana ia kemudian memperkuda cintaku
semua ruang adalah wajahmu

Kekasihku, bulan bulat air mata
menyampiri ayat-ayat yang sering kau nyanyikan
itulah nyanyian cakrawalamu, bagaimana aku bisa menghidupkan gairah rindu

Api cintaku
adalah sejarah yang satu
tentangmu
adalah mimpi mengejar bintang-bintang

Maka ketika bintang itu menjadi pohon flamboyan tepi jalan
Pungkas sudah aku menghamili rasa cintaku padamu.

Anton, 2011

Saturday 7 May 2011

Sajak Untukmu

Matahari senja ini pelan-pelan turun
Entahlah, waktu begitu cepat menyapa kita
Aku tak sempat lagi melihat wajahmu yang cantik
tertawamu yang mampu membuat sorga barang sejenak

Di matamu
daun-daun rindu tumbuh
Di matamu
senja masuk perlahan

Aku ingin menghentikan cinta ini
pada matamu saja
sejarah cinta yang kelam seperti novel-novel buram
adalah sejarah cinta yang harus dibereskan
ia sudah terlalu lama merusak pikiran
harapan berlebihan
gagasan tanpa sebab
atau rindu yang tidak pernah terjawab

Aku berspekulasi tentang dirimu
tapi aku tau
begitu indahnya spekulasi cinta ini kumainkan
aku tau kamu begitu takut untuk masuk
kamu takut menghancurkan rumah kekinianmu
tapi semua adalah soal waktu
apakah ini harus bisa diteruskan
ataukan ini hanya cinta sesaat penuh kekosongan.

Cinta sesaat penuh kekosongan?
aku rasa tidak, ini persoalan membangun benih pohon flamboyan
aku tau betapa enaknya kita bicara
membangun harapan pelan-pelan
atau bercanda dengan ringan
kadang sayap-sayap kangen menjadi lekukan manis
atau suratmu dengan sapaan sederhana

Kekasihku, hidup ini tidak pernah membosankan
tidak pernah seperti candi tua tanpa penghuni
hidup ini keceriaan
aku berani untuk mengambil keceriaan itu
asal kamu disini
berjalan bersamaku, bergandengan tangan
melihat senja
dan bercerita
bahwa toh kita berani
mewujudkan perasaan ini


Anton, Mei 2011.