Matahari senja ini pelan-pelan turun
Entahlah, waktu begitu cepat menyapa kita
Aku tak sempat lagi melihat wajahmu yang cantik
tertawamu yang mampu membuat sorga barang sejenak
Di matamu
daun-daun rindu tumbuh
Di matamu
senja masuk perlahan
Aku ingin menghentikan cinta ini
pada matamu saja
sejarah cinta yang kelam seperti novel-novel buram
adalah sejarah cinta yang harus dibereskan
ia sudah terlalu lama merusak pikiran
harapan berlebihan
gagasan tanpa sebab
atau rindu yang tidak pernah terjawab
Aku berspekulasi tentang dirimu
tapi aku tau
begitu indahnya spekulasi cinta ini kumainkan
aku tau kamu begitu takut untuk masuk
kamu takut menghancurkan rumah kekinianmu
tapi semua adalah soal waktu
apakah ini harus bisa diteruskan
ataukan ini hanya cinta sesaat penuh kekosongan.
Cinta sesaat penuh kekosongan?
aku rasa tidak, ini persoalan membangun benih pohon flamboyan
aku tau betapa enaknya kita bicara
membangun harapan pelan-pelan
atau bercanda dengan ringan
kadang sayap-sayap kangen menjadi lekukan manis
atau suratmu dengan sapaan sederhana
Kekasihku, hidup ini tidak pernah membosankan
tidak pernah seperti candi tua tanpa penghuni
hidup ini keceriaan
aku berani untuk mengambil keceriaan itu
asal kamu disini
berjalan bersamaku, bergandengan tangan
melihat senja
dan bercerita
bahwa toh kita berani
mewujudkan perasaan ini
Anton, Mei 2011.
1 comment:
ah..dalam sekali. Kenapa saya terharu membacanya, kok serasa 'kena'....
Maaf sudah ikut menikmati berandamu :)
Titik K
Post a Comment