Sunday 18 March 2012

Belajar Rendah Hati dari Messi


Di umur 10 tahun Lionel Messi disuruh ke pinggir lapangan karena dianggap tidak bisa main bola oleh pelatihnya badannya kelewat pendek untuk anak seumurannya karena kelainan hormon, dia duduk dan terdiam, air matanya keluar tapi ia tetap melihat teman-temannya bermain. Tak lama setelah menangis, ia mengusap air matanya. Ia tidak membenci pelatihnya, ia melihat pelatihnya lama sekali dari kejauhan dan berjanji dalam hati bahwa ia akan membanggakan pelatihnya dengan prestasi sepakbola.


Siang malam ia bermain sepakbola dengan rasa senang, ia tak pernah membenci kehidupan, tiap hari ia selalu tertawa, ia jalankan apa adanya dengan kegembiraan. Ketika ia menjadi pemain sepakbola terbaik sedunia, ia bertemu dengan pelatihnya dan memegang tangannya lalu berkata "Sekarang saya bisa membanggakanmu" giliran pelatihnya yang menangis.

Bisakah kita membuat bangga orang yang kita cintai dengan prestasi bukannya menyimpan dendam karena marah dari prasangka orang yang kita cintai itu, jawablah dengan prestasimu maka kau bisa menemukan indahnya rasa cinta itu, dari Lionel Messi kita belajar banyak hal tentang jiwa rendah hati dalam kehidupan.......

1 comment:

Donny Prasetyo said...

it great blog , wonderfully !