Monday, 21 September 2009
Sajak Ketika Aku Jatuh Cinta
Sajak Ketika Aku Jatuh Cinta
ANTON DJAKARTA
Ketika aku jatuh cinta
jalan-jalan tikung berwarna ungu, flamboyan tumbuh besar di simpangan dan matahari berwarna jingga
Ketika aku jatuh cinta
Kata-kata menjadi barisan serdadu yang baik hati dan namanya menjadi Tuhan yang merajai bulan-bulan terang
Ketika aku jatuh cinta
Bunga-bunga bermekaran cepat-cepat dan kupu-kupu berjalan lambat
Ketika aku jatuh cinta matahari pagi terus menerus bersinar
Bau tanah menjadi begitu wangi dan sumur timba berubah menjadi ladang jagung yang menyenangkan..........
Ketika aku jatuh cinta
Paradigma terukur dari hatiku menjadi berantakan dan puing-puingnya yang dicobai kubangun menjadi candi tak mampu meluluhkan kemalasan
Aku jatuh cinta bulan menjadi bulat sempurna.........
Pada simpangan jalan ini, aku jatuh cinta pada gadis bermata biru terang beku
Pada simpangan jalan ini, matahari membeku dan mati menjadi salju
lalu lagu-lagu Natal dinyanyikan pada musim panas dan dua orang bersenandung pelan pada jalan sepi
ketika aku jatuh cinta nyanyian kasidah seperti suara nabi daud yang tertawa..........
Malam adalah istana bagi orang yang sedang membangun suar-suar cinta
Ia merajai mimpi-mimpi kita
Menohok kesadaran kita, bahwa gemetar kita dihadapan gadis manis berwajah bulan tak lekang oleh saratnya beban bila kita menggandeng dirinya
Pagi adalah harapan
Dan sore menjadi senja yang ditawarkan pada manusia yang sedang jatuh cinta
Ketika aku jatuh cinta
Mawar berguguran di taman kota
Orang-orang terlihat tertawa
Dan Matahari bersinar sentosa
Ketika Aku Jatuh Cinta
Sajak ini kubuat tanpa satu tetespun air mata.............
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment