Thursday, 24 September 2009

Ya Atau Tidak, Itu Saja (Puisi ditulis 2006 for My CC)






Ya atau tidak itu saja
Tapi hidup bukanlah pilihan mutlak bukan?

Abu-abu apa warna jingga

Perak atau emas
Itulah pilihan yang ada di kata ‘antara’
Hidup bukanlah menggapai
Mutlak ‘ya’ sebagai bahasa untuk senang
Dan ‘tidak’sebagai kata mengalah


Hidup pilihan kita

Bukanlah harus buah yang ranum
Yang kita petik di ladang-ladang hidup kita
Tapi hidup antara pilihan ya atau tidak
Adalah kata-kata pemimpi di siang hari….
Yang tak perlu kita renungkan
Karena pemimpi
Hanyalah pengangguran yang dihimpit kesenangan



Aku katakan padamu
Ditengah kebohongan kita
Yang lima menit ke depan menjadi bahasa
Atau kejujuran kita yang satu menit menjadi
senjata
Hidup bukanlah pilihan mutlak
Ia ada pada ‘antara’
Ketika kau inginkan kemutlakan
Maka kau bersiaplah menjadi tuhan..



Lalu apa gunanya Tuhan
Ketika kebenaran hanya diletakkan pada
‘antara’

Tuhan
Sebuah makna kosong

Ia tidak diletakkan
Karena ketika meletakkan
Maka kita menciptakan hidup seperti tuhan
Dan tuhan yang ada dipikiranmu
Adalah Tuhan yang bersejarah
Sedangkan libasan-libasan masa silam
Silap pada sejarah
Tuhan Dan Setan
Diciptakan pada sejarah
Tapi kemanusiaan melampaui sejarah

Tuhan dan Setan ada pada api-api yang membakar
di kuil-kuil Yunani
Setan dan Tuhan ada pada buku ilham Nabi-Nabi

Tuhan menyejarah
Setan bersejarah

Setan Dan Tuhan
Tuhan dan Setan

Sebuah kebisuan untuk meletakkan
Bahwa kebenaran adalah pembalikkan
Antara malam dan siang
Antara gelap dan terang



Ketika kita takut pada Tuhan

Tuhan apa yang ada dalam benakmu?
Dan saat kau berbahagia
Tuhan mana yang mengangkatmu

Tuhan ada dalam kata-katamu
Ketika kau besukkan sedikit rindu
Maka alam menjadi berubah warna-warni
Karena Tuhan dan Setan kau tempatkan
Pada segala kepentingan



Tuhan bagi pedagang
Adalah Tuhan yang senang berlaba
Setan pada pedagang adalah ketika kerugian
menjadi catatan tinta



Tuhan pada ulama
Adalah tuhan seyakinan

Setan pada ulama
Adalah ketika keyakinan dilainkan


Tuhan pada para Jenderal
Adalah disiplin mati prajurit

Dan setannya berkata pada demoralisasi tentara
bawahan



Tuhan bagi politisi
Adalah ketika mendapat kursi
Setan bagi politisi
Adalah ketika ia harus masuk bui


Tuhan bagi pecinta
Adalah ketika syair warna indah kita inginkan
menjadi tawa kekasih harapan
Setan bagi pecinta
Ketika sang kekasih pergi bersama angin


Tuhan dan Setan
Dua warna
Satu kepentingan
Dan manusia terkadang
Menciptakan setan dan tuhan
Dalam seribu kepentingan


Hingga kita bertanya
Buat apa hidup
Bila seribu kepentingan
Hanya dipenuhi satu kepentingan


Tapi kita dipaksa
Untuk satu pilihan
‘Ya atau Tidak’ itu saja……..



maka dengan girang kukatakan padamu
bahwa puisi ini hanya akan selesai
ketika kau meletakkan pikiranmu
dan pergi bersama angin sepi



Anton/DH Nugrahanto

No comments: