Saturday, 3 October 2009

Setelah Gempa

Setelah Gempa

By Anton Djakarta

Tuhan, Gempa lalu sudah pergi
Ia terbang bersama angin
tapi kenang-kenangan sebelum gempa menjadi gambar buram dalam diriku
Kotaku, Desaku, Sungai yang lihai cara meliuknya, Bukit-Bukit yang berbunga di musim hujan, atau cendawan yang menapaki pohon-pohon hutan belantara
Dunia yang aku kenal rusak ya Tuhan

Bayangan harimau berlarian dari sudut Pasaman
Bau Kematian seperti bau dupa
dan suara tangis menjadi riuhan anak-anak di kala sore

Tuhan, Beri aku kekuatan
kekuatan yang telah diajarkan pada sidang di surau-surau
kekuatan yang pernah disejarahkan pada Tambo yang aku baca di masa lalu

Bumiku, Bumi Minangkabau
Tanah Pusako, Warisan Ninik Mamak

Bumi alam yang berserak-serak di rerumputan hitam terbakar api karena gempa

Air saja menyalakan api, melihat jerit anak bayi

Kota ini yang begitu indah
Gunung-gunung melingkari Bukittinggi
Ruko-Ruko di lingkar Ulak Karang Pantai Padang
Atau ketika aku mandi di laut tepi Pariaman

Ah, Luka Tambo yang aku lukiskan pada anak cucuku kelak
Adalah luka setelah gempa
Jalanan dilukiskan darah kering
darah yang pelan-pelan menjadi abu debu aspal
Disinilah sejarah hidup manusia berakhir
Karena gempa

Tapi hidup, toh adalah harapan
Dan harapan merupakan susunan doa kita pada Tuhan
Dengan harapan kita bakar kayu api kehidupan
lalu gerak menggiling kenyataan
kita bangun kehidupan
dengan kekuatan akal Minangkabau

Ah, bumiku bumi Pusako
Minangkabau yang tak lekang indahnya
Kampung yang jauh di mata
Gempa sudah berlalu

Maka kini saatnya
Kita bangun kehidupan
Tangan-tangan kita
Kerja Kita
Pikiran Kita
Adalah untuk menciptakan
Kota, Desa, Sawah, Ladang agar bersemi kembali
Langit menjadi payung bagi lembayung
Dan anak-anak kita bisa tertawa memuji dunia

Wahai bangsaku Indonesia, Wahai Anak Minang
Marilah kita ingat Pepatah Inyiak kita


Anak-anak kato manggaduah
sabab manuruik sakandak hati
kabuik tarang hujanlah taduah
nan hilang patuik dicari

Sekarang suasana telah baik
keadaan telah pulih
sudah waktunya
menyempurnakan kehidupan.

No comments: