Saturday, 3 October 2009

Ketika Bersamanya

Ketika Bersamanya

Ketika bersamanya senja semburat merah menuangkan cawan kebahagiaan.
Aku mencintainya
dengan cara sangat sederhana... Baca Selengkapnya
cukup ketika aku dengar dia datang dan membuka pintu rumah
seribu musim hujan bunga tak mungkin mengalahkan kelegaan hatiku melihat dirinya.

Tuhan, derita panjang di jalan debu yang aku lalui sore-sore lampau adalah kiasan sejarah yang harus aku sudahi.
Langkah kecilku dijalan setapak ini
langkah sejarah di masa lampau juga langkah harapan untuk masa depan.

Pelindung cermin tetap kujaga
pada Shalat dan Shalawat
pada khidmat disaat berkhalwat
Akankah rindu ini menjadi tiang penyangga sorgaku kelak?
Ah, itu masa depan diatas masa depan
yang kulihat kini sungguh sederhana
Hadirmu melebihi keindahan seribu musim bunga

No comments: