Thursday 24 April 2008

Noraknya Vega

Acara Tukul dan Aksi Vega yang tidak menyenangkan

Saya sudah lama tidak nonton Tukul, karena menurut saya acara ini sudah kurang menarik, namun kemarin malam saya menonton Tukul sebab bintang tamunya Yok Koeswoyo salah satu musisi legendaris kita. Awalnya perbincangan Tukul menyenangkan dan dibawa enteng namun mengarah pada le petite histoire, sebuah sejarah kecil negeri ini tentang Koes Bersaudara yang pernah dipenjara oleh pemerintahan Bung Karno. Waktu itu Yok sedang bercerita serius, namun Vega nyelemong/nyeletuk dengan mendesah-desah yang nggak penting sehingga cerita terputus dan perhatian Tukul lebih kepada manusia-manusia nggak penting di acara itu seperti Vega atau Pepi, sebagai penggemar sejarah saya kecewa berat karena gagal mendengarkan cerita Yok yang menarik itu.

Hal yang sama juga saya dapatkan pada saat bintang tamunya Rosihan Anwar di bulan Agustus tahun 2007 saat itu temanya tentang Proklamasi. Ketika itu Rosihan Anwar bercerita tentang sebuah kisah pertemuannya dengan Bung Karno pada saat ulang tahun pertama kemerdekaan RI pada tahun 1946 yang sederhana. Di tengah cerita yang menarik dari Rosihan, si Pepi nyeletuk nggak jelas kemudian dibalas Tukul jadi perhatiannya beralih.

Saya paham dengan konsep acara ini yang tidak terlalu mementingkan apa yang dibicarakan bintang tamunya, dan menonjolkan kekonyolan Tukul yang diledek oleh Pepi dan Vega namun cobalah bila acara ini berkonsep talk show sedikit memberi ruang untuk mendengarkan bintang tamu bicara bila itu dianggap bernilai informatif. Acara ini pernah menjadi ikon penting acara yang meningkatkan rating, walaupun sekarang sudah agak nggak laku. Tapi bila ingin bertahan, cobalah diganti pengumpannya bukan orang-orang macam Pepi atau Vega yang nggak ngerti tempat untuk momen lucu. Saya pikir Ruben dan Eko Patrio (dua bintang yang sedang naik daun) jauh lebih cerdas bila sedang melucu, ia akan dengan tepat masuk momen lucu dan menghargai waktu orang bila bicara. Sekonyol-konyolnya sebuah acara talk show, pembicaraan orang dituntaskan dulu karena seringkali acara Tukul kedapatan tamu orang-orang hebat namun masyarakat umum mungkin sudah agak melupakannya seperti : Yok dan Rosihan namun gagal dieksploitasi oleh Tukul karena becandaan yang kurang penting, untuk kasus Sophan Sophiaan, dia berani menegor Tukul ketika obrolannya belum selesai namun dipotong oleh Tukul. Semoga bila ada tim kreatif acara Tukul baca tulisan ini bisa menjadi bahan pertimbangan, agar para pengumpan/pengejek Tukul untuk diam bila ada bintang tamu bicara, kecuali ada sinyal dari Tukul. Untuk Tukul sendiri saya kira dia secara bawah sadar punya kemampuan menggali informasi dari bintang tamunya, dan punya feeling dimana waktu yang tepat untuk ngelucu. Tidak demikian halnya dengan Vega dan Pepi yang sangat norak bila melemparkan joke. Agak bagus dan cerdas bahan bebodoran yang diumpankan anaknya Idang Rasyidi yang pegang organ.

Saya nggak tahu apa Yok Koeswoyo atau Rosihan Anwar pernah menjadi bintang tamu Kick Andy? Saya kira sangat menarik menelusuri kisah manis Koes Bersaudara dan Koes Plus yang notabene juga merupakan bagian dari sejarah kehidupan negeri ini –apalagi bisa mendamaikan konflik yang lucu antara Yok dan Yon supaya jangan saling ngempesin ban mobil lagi -, juga tentang Rosihan Anwar terlepas dari pikiran-pikirannya yang agak mencla mencle namun dia adalah saksi sejarah. Bagaimana Bung Andi F. Noya...apakah bisa dieksploitasi kisah dua orang ini?

ANTON

No comments: