Tuesday, 25 October 2011
Peluru Kehidupan
Kemanakah masa saat kita melangkah masuk sekolah, dimana ketika berlatih mengeja huruf-huruf, satu masa ketika kita belajar mengikat tali sepatu, atau belajar memasukkan tangan ke lengan baju. Menutup kancing sendiri dan bangga menutup resleting celana sendiri sambil tertawa 'aku bisa'... kemana masa itu bergerak?
Dimanakah masa ketika kita menghayal bisa terbang ke bulan dengan roket kecil yang engkau rakit dengan tinta parker gemuk, atau ketika kau begitu mudah membayangkan bahwa kehidupan harus seperti masa kanak yang riang, dimana pohon belimbing melambai, jambu ranum yang kita timpuki atau mengganggu anjing tetangga dengan melempari kayu dan menjitaki anak kecil yang sedang jajan es, dimanakah masa itu?
Dimanakan pohon-pohon yang pernah gagah di depan mata kita dan menjadi barisan alam yang mengiringi kita berangkat sekolah sebelum jam tujuh pagi, udara pagi yang merenggangkan kulit atau kuburan sepi di belakang masjid yang tiap pagi kita lalui dengan senang, karena toh kehidupan pada dasarnya ingin kembali pada keriangan masa kanak-kanak. Dimanakah senja yang kita hadapi dengan tertawa sambil belajar mengaji bersama anak-anak tetangga, dimanakah guru mengaji kita yang selalu bercerita sorga neraka sambil menakut-nakuti pikiran masa kecil kita, dimanakah tongkat kecil yang mengajari kita tentang huruf alif, ba, ta dan melatih kita menghapal basmallah?
Lalu dimanakah khayalan-khayalan terbentuk dan kita buang tanpa sengaja. Dimanakah meja yang kita coreti tentang khayalan cinta sambil mengentuti pelajaran matematika, dimanakah perempuan yang matanya pernah kita simpan di laci meja lalu kita ambil saat lamunan melaju cepat bak kereta, perempuan yang rambutnya bisa menyusun aksara tentang keindahan cinta seturut mau kita sambil kita kenangkan tentang bibirnya dan jenjang lehernya, mancung hidungnya sambil kita bertanya dalam, hati 'bisakah dia menjadi isteri masa depan?'
Kemanakah teman kita yang kita pukuli di depan WC sekolah, atau kita tendangi saat marah meledak, lalu dimanakah gadis-gadis yang kita usili dengan menempelkan sesuatu pada punggungnya atau tali beha-nya kita tarik-tarik.
Kemanakah jalan-jalan aspal mulus, pagi yang riuh dan suasana kelas yang semaunya. Kemanakah teman yang rajin kita sodori stensilan porno sambil kita ajari bagaimana cara mengintip perempuan mandi dengan cara yang cerdas?
Kemanakah buku-buku, kemanakah bahan contekan, kemanakah guru-guru, kemanakah kehidupan berlalu ?
Ah, setidak-tidaknya dari seluruh kehidupan kita, kita hanya punya satu peluru : -Masa Muda -
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Beruntunglah masih mengingatnya, aku kadang sudah banyak lupa
Post a Comment