Monday, 28 November 2011

Kronologis

1630 : Banten mulai dikuasai Belanda
1775 : Seluruh wilayah Mataram Islam dikuasai Belanda
1830 : Belanda bisa menghancurkan separatis terbesar sepanjang sejarah Jawa : Pangeran Diponegoro, sekaligus melancarkan bisnis konsesi-konsesi perkebunan, lelang lahan dilangsungkan di Jerman, Perancis dan Inggris dalam road show pemerintahan Hindia Belanda yang diketuai Van den Bosch. Dalam Road Show
1830-1835 didapatkan hasil 4,5 juta gulden untuk investasi perkebunan, terbesar adalah pengusaha dari Jerman. Sekaligus Jerman menyediakan pasukan bayaran untuk memperkuat armada pengamanan investasi di Belanda.

1907 : Amerika Serikat mulai menempatkan Konsulat Jenderal dan tugas utamanya adalah memperhatikan perkembangan ekonomi Hindia Belanda.

1909 : Kebijakan Intelijen pertama Jepang setelah kemenangan Jepang atas Russia yaitu menyelidiki seluruh aspek Imperialisme Eropa Barat di Asia Pasifik sekaligus mengestimasi pengalihan Koloni-Koloni ke tangan Jepang bila terjadi Perang Asia Pasifik dan membebaskan Asia dimana Asia akan dikonsolidasikan ke dalam sebuah pasar domestik besar bernama Asia Timur Raya. Lalu Jepang melakukan pengiriman seribu orang di Jawa, Sumatera, Malaya, Thailand dan Filipina dengan operasi paling rahasia yang disebut Operasi Sakura. Rata-rata Intel Jepang menggunakan toko-toko sebagai pusat intel mereka. Pangkat Intel dimulai dari Kapten sampai Kolonel.

1910 : Seluruh Atjeh dikuasai Belanda dan Van Heutz berpidato di Istana Gambir atas kemenangan Belanda menguasai Atjeh. Van Heutz mengarahkan pada politik perang menaklukkan seluruh kerajaan di Bali yang belum sepenuhnya dikuasai Belanda.

1938 : Belanda menolak persekutuan Pribumi-Belanda untuk mengantisipasi kedatangan Jepang.
1939 : Belanda melakukan pembelian senjata ringan dalam jumlah besar lewat perusahaan senjata di Singapura dan melakukan kerjasama dengan Inggris untuk bersiap menghadapi sekutu. Pusat kerjasama politik dan intelijen di tunjuk oleh perjanjian itu adalah Kota Bandung.
1940 : Belanda mulai mendatangkan kapal-kapal tempur ukuran besar di Laut Surabaya.
1942 : Jepang masuk
1945 : Kaum Sosialis memerdekakan Indonesia 17 Agustus 1945
1967 : Indonesia dijajah lagi oleh Amerika Serikat dengan Jenderal Suharto sebagai Presiden boneka AS.

1974 : Ada usaha Jepang untuk merebut pasar domestik Amerika Serikat

1978 : Suharto mendapat perlawanan politik besar mahasiswa yang menggugat untuk menggantikan dirinya.

1979 : Suharto berhasil menggebuk mahasiswa lewat politik NKK/BKK Daoed Joesoef.

1985 : Suharto merasa tidak nyaman dengan kekuatan Islam yang mulai membesar dan isu adanya impor revolusi Iran. Tak ada jalan lain bagi Suharto kecuali menggunakan kekuatan Sukarnois untuk muncul ke muka dan memanfaatkan nasionalisme kiri untuk menutupi gerakan penggembosan PPP.

1986 : Foto Sukarno diarak warga Jakarta dan kemudian menyebar jadi alat politik jalanan, sementara Suharto diam-diam menggebuk PPP lalu menempatkan John Naro sebagai kartu politik penting di PPP. Gus Dur berhasil diajak masuk ke Golkar dan ikut-ikutan merusak PPP. Megawati dinominasikan oleh kader PDI yang dekat dengan Benny Moerdani, Drs. Suryadi dan Megawati mulai jadi bintang politik oposisi paling fenomenal sepanjang sejarah Orde Baru.

1988 : Amerika Serikat memenangkan pasar domestik sejak diciptakan Paket-Paket ala Sumarlin yang menderegulasi seluruh Perbankan dan Pasar Modal.

1988 : Suharto merasa capek menjadi boneka AS ia mulai melirik Jerman Barat sebagai kekuatan baru ekonomi dunia sebagai kiblat ekonomi, pandangan Suharto ini dipengaruhi oleh BJ Habibie.

1989 : Politik Indonesia memanas ketika Sudharmono yang dituduh mengetahui atas peristiwa Madiun 1948, dan mulai dimusuhi kelompok Benny Moerdani. Perpecahan ini sebagai awal konflik internal militer fase kedua setelah peristiwa Pekan Baru 1980. Permusuhan Bennya Moerdani terhadap klik muda Suharto juga menjadi bagian penting dalam rentetan kejatuhan Suharto kelak.

1992 : Kekuatan nasionalisme kiri pro Sukarno bangkit dan malah kebablasan kemana-mana menjadi peluru politik besar, yang memanfaatkan justru bukan hanya PNI lama atau eks tapol dan kekuatan-kekuatan yang dipinggirkan pada era pendongkelan Sukarno tapi juga kelompok PSI yang dulu ikut mendongkel Bung Karno.

1993 : Politik pembantaian terhadap Megawati dimulai

1994 : Permadi di sebuah seminar menantang Amin Rais untuk mencalonkan diri jadi Presiden RI, hal ini ditanggapi intel dengan amat berlebihan.

1996 : Ibu Negara, Bu Tien meninggal dunia. Suharto melakukan blunder paling memalukan sepanjang karir politiknya yaitu : penyerangan ke markas PDIP dimana tidak semua Jenderal menyetujui termasuk penolakan Jenderal Suyono menantu eks ajudan Sukarno : Brigjen Sugandhi.

1997 : Paket-Paket Sumarlin menjadi senjata makan tuan, Bank-bank yang banyak didirikan pedagang Glodok (bahkan ada ibu2 jualan kue bisa bikin Bank) menjadi sumber defisit negara akibat kredit besar-besaran yang hanya disalurkan pada kelompok bisnisnya sendiri.

1998 : Amerika Serikat menjatuhkan Pemerintahan Boneka buatannya sendiri : Suharto.
1999 : Amerika Serikat mulai melakukan test case atas pelepasan Timor Timur untuk menguji kekuatan militer Indonesia, ternyata dalam kasus Timtim tak terduga kekuatan Sosial menjadikan korban di pihak Indonesia.

2000 : Mulai bermunculan orang-orang kaya baru yang memanfaatkan krisis 1998 dengan membeli perusahaan kolaps dengan harga murah dan saluran dana ini adalah sisa-sisa rezim lama. Kekuatan modal kaum kaya baru inilah yang kelak jadi patron penting dalam sejarah politik permodalan pada era demokrasi reformasi. Kaum kaya ini masuk ke parpol-parpol dan menjadi cukong politik.

2002 : Megawati melakukan dansa politik dengan PM Cina, sekaligus mulai menasbihkan Indonesia akan jadi sekutu terbesar di Cina. Masuknya Megawati ke lingkaran Cina membuat Amerika Serikat marah besar.

2003 : Yudhoyono, selaku Menteri mengatakan tanpa malu di depan Pejabat AS : "Amerika Serikat adalah negara kedua bagi saya, saya tak peduli dengan kesalahan-kesalahannya" Pernyataan Yudhoyono ini mengakui atas dua hal : 1. Yudhoyono tidak bersikap kritis atas sejarah pembantaian 3 juta nyawa di Indonesia dan pengiriman ribuan orang ke kamp kerja paksa Pulau Buru dimana AS ikut bertanggung jawab atas tragedi tersebut. 2. Yudhoyono siap menjadi Pemimpin boneka yang baru. Sekaligus menjawab pertanyaan besar AS : "Siapakah yang harus dipilih selain Megawati".

2004 : Amerika Serikat sudah menemukan sekutu politiknya yang paling bisa diandalkan : Yudhoyono.

2011 : Amerika Serikat menempatkan pangkalan militernya di Darwin, Australia.

Sejarah adalah pengulangan terus menerus dan sudah menjadi takdir sejarah bahwa Indonesia merupakan sejarah dari pengulangan-pengulangan intervensi asing yang selalu saja menimbulkan korban jiwa dan rakyat yang tinggal di dalamnya tak pernah sejahtera.

1 comment:

Kasamago said...

Intinya, Asing dan Aseng terus berusaha mencengkram negeri ini.. bahkan hingga hari ini