Sunday 1 November 2009

Sajak Jaman Ali Baba




Sajak Jaman Ali Baba

By.Anton Djakarta

Suatu saat si Assa'at punya ide yang katanya membawa manfaat
dibuatnya beslit bagi Cina untuk dilarang berdagang di kota-kota kabupaten, menutup toko-toko dan membangun ghetto-ghetto
lalu si Assa'at gagah sekali mengumumkan peraturan
seribu tepuk tangan dan hentakan meja memenuhi ruang kabinet
Aturan Assa'at menjadi gema untuk memulai peraturan modal
dengan kuasa sebagai ganjal

Peraturan Assa'at diliat licik oleh si Pribumi yang memang berbakat
dengan beslit dijual belilah peraturan, si Ali membawa beslit si Baba membawa duit
jadilah cingcay dan peraturan dikentuti
Si Ali dapet uang Komisi, si baba rekeningnya penuh terisi

Jaman modal memerlukan para Jenderal
dan Jenderal di Indonesia tak pernah berperang
mana bisa mereka berperang?
Mereka jago bisnis luar dalam
dipiaralah banyak Cina, lalu memainkan kekuasaan.
Kongkalingkong, uang komisi dan korupsi menjadi makanan berita sehari-hari.
Lalu si Cina dikambing hitamkan, di bilang setan penjaga pintu-pintu tol dan si Jenderal duduk manis di pelataran sambil kipas-kipas duit komisi dibangun villa dan dibelinya kapal udara.

Warisan ini sudah lama kita kaidahi, dari jaman Assa'at sampai Suharto gigit besi
watak ini terus menerus terjadi
Sampai kasus Century
dan si Sri Mulyani berlagak menjadi si Ali

Sudahlah rakyat sudah capek mainan para Jenderal dan Politisi, Mau terus begini atau Revolusi
Penggede-penggede bertaruh di meja judi, mau stabilitas negeri atau korupsi uang rakyat bebas diambili?
rakyat disuruh hidup di alam simalakama
mereka berhenti terus menerus di titik koma.

Untuk apa negeri ini berdiri
Sukarno, Hatta, Sjahrir, Amir atau Tan Malaka mengira
negeri ini menjadi negara sosialis sejati
tak tahunya hanya tempat berak kaum pemodal lain negeri

Rakyat tidak pernah diberi ruang bergerak
ketika rakyat berkutat dulu diteriaki PKI
sekarang diteriaki orang sakit hati
Darimana merubah negeri
bila kaum muda hanya rebutan menjilat pantat pejabat
takut pada kemampuan diri sendiri?

Puisi ini kutulis sebagai pamflet untuk menjadikan kalian berani
bahwa untuk merubah negeri ini, sekali lagi Revolusi harus terjadi..........

No comments: