By. Anton Djakarta
Pemerintahan yang sudah berlangsung tidak benar
adalah pemerintahan yang membuka jalan negara untuk menindas
membangun kekuasaan dengan mengooptasi ruang gerak rakyat
mengebiri para intelektuil dengan jabatan
mengancam para pejuang keadilan dengan dalih hukum atau jebakan
menjebloskan ke bui dengan sodoran bukti-bukti fitnahan
Demokrasi bukan penyelesai persoalan, karena persoalan bukanlah pada sistem pilih memilih
persoalan bukan pada bagaimana kita bebas bicara atau pers berteriak.
Itu persoalan gincu...sekali lagi persoalan gincu!
Dari dulu sejarah mengajarkan, apa yang orang tua kita ceritakan di beranda rumah, atau buku-buku yang menerangkan masa lalu atau kesadaran melihat bagaimana masyarakat bekerja.
Sejarah menjelas-jelaskan pada alam kesadaran yang kemudian menotok kepala kita, mau kepala batu atau tanah liat. Bahwa persoalan kemerdekaan adalah persoalan pembebasan, persoalan rakyat kebagian rejeki modal. Tapi ketika modal dikangkangi sepihak dan negara menjadi alat mengancam, maka sah perlawanan.
Rakyat pemilik sah negeri ini
Dan pemilik sah negeri ini mencangkul batu di bukit-bukit kapur dengan keringat yang berubah menjadi arus darah
Arus darah yang mengantarkan ribuan orang berdesakan di gerbong-gerbong kereta
dengan motor-motor murah kreditan melanggari lalu lintas sambil menyuarakan bisikan kolektif : Kami benci peraturan yang disisakan untuk rakyat, tapi bukan penggede berpeci dan berbatik jutaan.
Kerna Penggede bebas hukum malah dengan hukum menjebloskan orang yang berani melawan kedalam bui.
Rakyat dipaksa berkonsumsi berlebihan
dibutakan matanya untuk berproduksi kerna modal asing terganggu
dipaksa menjadi babu, disadarkan bahwa dirinya hanya separuh kuli
toh babu dan kuli tak pernah sadar hukum korupsi, apalagi hukum Revolusi.
Dikiranya jalan sejarah hanya berhenti pada demokrasi
dikiranya jalan pembebasan hanya berhenti ketika pemilihan berlangsung rapi
Dunia artifisial dijadikan substansi
Pelangi dikira besi!
Persoalan kita adalah persoalan modal !, persoalan pembebasan rakyat adalah persoalan pembagian jatah modal yang tidak pernah dibagikan pada rakyat, karena dikumpulkan secara sepihak!
Rakyat dari jaman ke jaman tak pernah mendapat jatah kekayaan negeri ini
dulu Suharto membodohi dan menakuti rakyat dengan bayonet
Rezim sekarang membohongi rakyat dengan kertas suara demokrasi yang tak jelas nilai kejujurannya.
Hegemoni kekuasaan menjadi kitab suci, oposisi dikiranya jalur basi.
Apalah artinya rezim yang dipilih dari ballot-ballot tapi justru membuat rakyat idiot
Demokrasi hanyalah alat, hanya alat!....bukan tujuan. Ketika demokrasi kemudian menemukan jalan untuk menindasi rakyat, maka dengan segera kita harus teriak : Hentikan!
Ketika semua menjadi bongkok didepan kolaborasi dan koalisi
Ruang penyadaran harus dibangun dalam sel-sel ruang rakyat
Ketika parlemen sudah menjadi pasar sapi
Maka rakyat harus bertindak sendiri
Bangun lagi ruang-ruang penyadaran pada diskusi-diskusi mahasiswa
pancing keberanian mahasiswa turun ke jalan
Memenuhi jalan boulevard bukan hanya tugas buruh yang teriaki upah bulanan
Atau mahasiswa yang beraninya kelewatan
Tapi jadikan jalanan ruang publik menunjukkan kebohongan
dengan Ibu-ibu rumah tangga dan Pekerja kantoran yang berbau necis dan melumuri rambut dengan minyak selembut zaitun. Ancam kekuatan kekuasaan yang memamerkan kesombongan, yang menjadikan negara alat penindasan.
Demokrasi hanya alat, tapi soal sesungguhnya adalah Modal
Dengan Modal yang dikuasai sepihak
tak akan pernah ada keadilan
Dengan Modal yang dikumpulkan secara oligarkis
maka penguasa mendikte rakyat, suruh duduk mengangkang atau njengking harus nurut
seperti pak turut yang kehilangan akal sehat karena otaknya cuman diperut.
Membawa rezim ke arah rasional
tak cukup hanya bicara berbusa-busa depan televisi
bicara di radio sana sini
tapi bersiaplah turun ke jalan, bila kasus besar gagal dipecahkan
Rencanakan Revolusi
Siapkan kembali perlawanan
bangun jaringan propaganda
Bentuk ruang kesadaran
Bangun kekuatan
Selama Modal dikuasai sepihak
adalah sah bagi kesadaran membangunkan banyak pihak!
Dan jika kasus besar gagal diselesaikan
adalah sah revolusi dijalankan.............
No comments:
Post a Comment