Tentang Menulis
Lucu ada yang bilang "sebuah puisi semakin bahasanya sulit semakin asik". Bagi saya, sebuah puisi, novel, essay, cerpen atau prosa ditulis untuk mudah dimengerti. Sekarang banyak sekali orang menulis dengan mementingkan permainan kata tapi maksud dari kata itu kosong sama sekali atau diulang-ulang, padahal tulisan yang baik adalah yang mampu membongkar maksud di dalam susunan kata-katanya, tak ada pengulangan pada maksud kalimat. Susunan kata-kata adalah sebuah rumah bagi tulisan dimana ia harus jelas fungsinya, ketika rumah menjadi tidak jelas fungsinya maka yang didapat adalah kebingungan orang untuk menempati. Begitulah tulisan ketika kata-kata menjadi tidak mudah dimengerti maka dengan segera ia akan menjadi wallpaper atau kertas pembungkus kacang kulit.
Di kolom-kolom seni pada koran-koran dan majalah menumpuk tulisan yang memuat kalimat-kalimat yang meloncat dalam keakraban bahasa, meloncat ke situasi asing. Padahal inti dari menulis yang baik adalah harus mampu membongkar maksud di dalam makna susunan kalimat dengan cara yang enak dibaca. Ia harus masuk ke situasi imajinasi yang mudah bukan malah membuat kepala pembaca terbentur kata-kata aneh. Ikutilah cara steinbeck yang ringkas dalam menulis kata, dan bongkarlah kata-kata seperti Wittgenstein yang mampu melihat bahwa setiap aksara yang tersusun mempunyai ceritanya sendiri dan pembaca dengan mudah bisa mengerti bahwa memang ada persoalan dengan apa yang kita maksud di dalam tulisan itu.
1 comment:
menulis adalah tentang bercerita, dan bercerita adalah tentang pendengar. Kepada siapa kau bercerita, disitulah kau menjadi pesan.
Post a Comment