Tuesday, 13 December 2011

Kereta Rindu



Kereta Rindu

Desai Angin menembus pohon-pohon cemara
Waktu melenyap
Pertemuanku denganmu sudah menjadi buku cerita dongeng
Kata-kata sudah menjadi purba

Kamu berdiri di tepi peron stasiun tua
Matamu menumpu rel-rel baja, menunggu dengung suara roda kereta
Mengantungi harapan agar pertemuan kita terulang
Kamu menepikan senja dengan air mata

Di tepi rel kereta
Pada stasiun tua
di kota kecil
tanpa sengaja kamu merumahkan rindu

Lalu ketika peluit akhir berbunyi
kamu pulang melewati daun-daun yang berguguran
pada tanah dimana kemarau tumbuh ragu-ragu
dan hujan sore menampiaskan wajahmu
Lukisan Hujan adalah parasmu

Kau ceritakan itu
pada surat-surat yang datang kemudian
lalu kau bertanya
: "Apalah arti cinta tanpa kesetiaan, seperti rel-rel baja menunggu dengung roda kereta".

1 comment:

sisiungu said...

seperti sedang mengeja rindu :)