Kereta Rindu
Desai Angin menembus pohon-pohon cemara
Waktu melenyap
Pertemuanku denganmu sudah menjadi buku cerita dongeng
Kata-kata sudah menjadi purba
Kamu berdiri di tepi peron stasiun tua
Matamu menumpu rel-rel baja, menunggu dengung suara roda kereta
Mengantungi harapan agar pertemuan kita terulang
Kamu menepikan senja dengan air mata
Di tepi rel kereta
Pada stasiun tua
di kota kecil
tanpa sengaja kamu merumahkan rindu
Lalu ketika peluit akhir berbunyi
kamu pulang melewati daun-daun yang berguguran
pada tanah dimana kemarau tumbuh ragu-ragu
dan hujan sore menampiaskan wajahmu
Lukisan Hujan adalah parasmu
Kau ceritakan itu
pada surat-surat yang datang kemudian
lalu kau bertanya
1 comment:
seperti sedang mengeja rindu :)
Post a Comment