Saturday, 3 December 2011

Negeriku Cantik Indonesia


Indonesia ini tanah yang cantik, dari ujung pelabuhan Sabang sampai dengan Dasar laut di Raja Ampat, dari gunung bukit barisan, sampai Tanah Merah Irian Barat, kita ini bangsa yang tak perlu merusak alam dengan menggaruk tanah untuk batubara, merusak unsur hara tanah untuk kebun-kebun kelapa sawit, mengirim anak-anak bangsa ini ke luar negeri untuk jadi TKI atau TKW domestik yang kemudian kerap di...lecehkan, cukup dengan jual keindahahan alam, kita bangun jaringan keindahan-keindahan itu dari pelabuhan Sabang sampai Laut Aru, semua alam kita indah.

Kita ciptakan sorga di muka bumi, tanah hijau, penduduknya yang senang tertawa. Bohong besar dengan industrialis yang menghancurkan pertanian-pertanian rakyat, jangan malu kita jadi bangsa petani dan bangsa nelayan, karena kelak dunia akan bergantung pada pangan, karena kelak dunia bergantung pada sumber-sumber air bersih, karena kelak dunia akan bergantung pada kebutuhan energi terbarukan seperti sinar matahari : Kitalah pemilik sumber-sumber semua itu.

Cukup gunakan keindahan alam, turisme dan pangan sebagai alat modal kita tanpa kita harus merusak alam, membunuhi orang-orang utan, menghancurkan kelestarian tanah dan rimba. Kitalah pemilik masa depan, tinggalkan doktrin Suhartorian dan anak didiknya kaum Neoliberalisme yang ingin merusak pasar-pasar rakyat kita, kita kembangkan budaya sendiri, pasar sendiri, pendidikan gratis untuk semua orang, kesehatan yang murah. Dengan biaya negara kita didik sejuta dokter gratis, produksi sebanyak-banyaknya klinik-klinik kesehatan gratis, kantong-kantong kapitalis cukup diberikan pada tempat-tempat tertentu : Batam, Jakarta, Semarang, Surabaya dan Makassar. Diluar wilayah kantong kapitalis berlakukan sistem sosialis, biarlah wilayah Sosialisme Indonesia mengepung kantong-kantong kapitalis itu. Berlakukan Ekonomi Gotong Royong. Seperti apa yang dipesankan Bung Hatta pada kita : Ekonomi yang menciptakan kesejahteraan bersama, membagi kebahagiaan bersama, ekonomi dimana yang satu tidak menindas yang lainnya dengan modal besar melawan modal kecil. Pada akhirnya ekonomi yang baik adalah ekonomi yang menumbuhkan kemanusiaan itu sendiri.

No comments: