70% perceraian dini (usia pernikahan dibawah 5 tahun) terjadi karena pasangan gagap menghadapi realitas kapitalisme. Pengertian-pengertian kita selama ini bahwa pernikahan adalah ruang sakral terhadap cinta sesungguhnya sudah hancur ketika kapitalisme menjadi satu-satunya ruang hidup kita. Relasi kita tidak lagi didasari pada hubungan saling mencintai karena ruang kapitalisme itu sudah mengasingkan gegap cinta itu ke sudut gelap. Perjuangan membangun rumah kehidupan tidak lagi didasarkan pada daya hidup saling menyayangi tapi didasari pada siapa memanfaatkan siapa? - Konsumerisme-lah yang menyebabkan ini semua.
Bila pasangan di jaman lalu, melandaskan pernikahan pada status sosial, pekerjaan dan latar belakang keluarga juga meletakkan keseimbangan dalam kehidupan pribadi dan sosial dengan meletakkan relasi yang tidak seimbang antara kekuasaan lelaki dan ketidakberdayaan perempuan sehingga perempuan tidak bisa menjadi diri yang sebenarnya dan kebanyakan dari langgengnya pernikahan itu pada hubungan saling ketertindasan, maka di jaman sekarang relasi seperti itu sudah hancur. Relasi-relasi yang didasarkan pada pandangan konvensional (status sosial, pekerjaan suami atau latar belakang keluarga) tidak lagi menjadi landasan penting, yang terpenting adalah terciptanya arus kas yang lancar untuk menghidupkan kebahagiaan. Kebahagiaan dalam relasi kapitalisme adalah imajinasi-imajinasi konsumtif yang kemudian dijadikan ukuran dalam meletakkan kebahagiaan keluarga. Ketika suami tidak berdaya menghadapi kegagapan dalam menjelaskan relasi kapitalisme ini maka pernikahan diujung kehancuran.
Banyak pasangan muda yang kaget melihat relasi ini karena tertutupnya gambaran cinta seperti screen saver romantis yang menutupi dunia realitas. Realitas kita adalah realitas kapitalisme, setiap hirupan nafasmu adalah nafas kapitalisme, semua imajinasi kebahagiaanmu adalah kebahagiaan kapitalisme dan ketika kita mencari alternatif-alternatif diluar itu maka kita akan terasingkan dalam masyarakat.
Landasan relasi kapitalisme inilah yang menjadikan alasan terpenting bagi terciptanya sebuah perceraian dengan selubung macam-macam : Ketidaksesuaian paham, perselingkuhan, keyakinan, gaya hidup dan pertikaian antar keluarga besar. Jadi sebelum engkau mengerti tentang hakikat pernikahan, mengerti dulu-lah tentang bagaimana struktur masyarakat bekerja, hubungan bisa dibangun berdasarkan apa? dan bagaimana sebuah relasi bisa bekerja dengan baik pada situasi-situasi kapitalisme.
Al Ustadz Anton.
Bila pasangan di jaman lalu, melandaskan pernikahan pada status sosial, pekerjaan dan latar belakang keluarga juga meletakkan keseimbangan dalam kehidupan pribadi dan sosial dengan meletakkan relasi yang tidak seimbang antara kekuasaan lelaki dan ketidakberdayaan perempuan sehingga perempuan tidak bisa menjadi diri yang sebenarnya dan kebanyakan dari langgengnya pernikahan itu pada hubungan saling ketertindasan, maka di jaman sekarang relasi seperti itu sudah hancur. Relasi-relasi yang didasarkan pada pandangan konvensional (status sosial, pekerjaan suami atau latar belakang keluarga) tidak lagi menjadi landasan penting, yang terpenting adalah terciptanya arus kas yang lancar untuk menghidupkan kebahagiaan. Kebahagiaan dalam relasi kapitalisme adalah imajinasi-imajinasi konsumtif yang kemudian dijadikan ukuran dalam meletakkan kebahagiaan keluarga. Ketika suami tidak berdaya menghadapi kegagapan dalam menjelaskan relasi kapitalisme ini maka pernikahan diujung kehancuran.
Banyak pasangan muda yang kaget melihat relasi ini karena tertutupnya gambaran cinta seperti screen saver romantis yang menutupi dunia realitas. Realitas kita adalah realitas kapitalisme, setiap hirupan nafasmu adalah nafas kapitalisme, semua imajinasi kebahagiaanmu adalah kebahagiaan kapitalisme dan ketika kita mencari alternatif-alternatif diluar itu maka kita akan terasingkan dalam masyarakat.
Landasan relasi kapitalisme inilah yang menjadikan alasan terpenting bagi terciptanya sebuah perceraian dengan selubung macam-macam : Ketidaksesuaian paham, perselingkuhan, keyakinan, gaya hidup dan pertikaian antar keluarga besar. Jadi sebelum engkau mengerti tentang hakikat pernikahan, mengerti dulu-lah tentang bagaimana struktur masyarakat bekerja, hubungan bisa dibangun berdasarkan apa? dan bagaimana sebuah relasi bisa bekerja dengan baik pada situasi-situasi kapitalisme.
Al Ustadz Anton.
No comments:
Post a Comment