by. Anton Djakarta
Suatu saat di sore yang rengas
Arjuna berjalan menuju taman hutan dekat perbatasan negeri Hastina
tak nyana Kresna sedang melompati beringin tua setinggi dua ribu depa jauhnya
ia sedang berlatih ilmu kanuragan mengalahkan langit, mengentuti rembulan
Kresna yang sakti mandraguna, tubuhnya kebal panah kunta dan sejuta gendam para dewa
ingin bertambah sakti lagi, ia ingin sekuat baladewa
agar siap dalam perang bharata
Dengan langkah ringan seperti kapas diterbangkan angin siang
arjuna mendekati kresna dan menyerunya sambil tertawa
“Kakang, bisakah kau berikan kesaktianmu barang sedikit
aku sedang jatuh cinta pada anak resi gunung...”
“Siapa lagi kau korbankan hatinya menangisi tampan wajahmu, hei putera Indra?”
kata Kresna bersungut-sungut karena tak suka arjuna mengejar-ngejar wanita sementara perang sudah diambang mata.
Arjuna diam saja
ia tau Kresna menolak diam-diam tapi bukanlah arjuna bila tak memaksa.....
Berilah aku mantra
satu kali ini saja, agar aku meniduri puteri resi yang memiliki kesaktian seribu panah salya
“Baiklah inilah ajiku, tapi terakhir...”
“NIYAT INGSUN AMATEK AJIKU SIJARAN GOYANG.
TAK GOYANG ING TENGAH LATAR, CEMETIKU SODO LANANG
UPET UPET KU LEWE BENANG.
TAK SABETAKE GUNUNG JUGRUG WATU GEMPUR
TAK SABETAKE SEGORO ASAT
TAK SABETAKE OMBAK GEDHE SIREP
TAK SABETAKE ATINE SI.........
PET SIDHO EDAN ORA EDAN SIDHO GENDENG ORA GENDENG
ORA MARI MARI YEN ORA INGSUN SING NAMBANI.
Lalu arjuna merapal, maka seribu dewa menaburkan ugo rampe dan wangi menguap dari tanah merah, wangi kopi menguasai hutan dan harimau gemetaran kehilangan prabawa.
Itulah asal muasal
ajian jarang goyang
yang bisa kau rapalkan
ketika wanitamu melarikan hatimu
tapi kini aji itu tak lagi bisa kau ucapkan
kalau kau tak pulang ke rumah bawa uang
mana bisa ajian jaran goyang bertahan
Jaman ini jaman modal
bukan lagi jaman dongeng jimat-jimat
tak ada lagi ajian
tak ada lagi sirep matek aji
maka rajinlah kau cari uang
agar tak lagi dimarahi pasangan
seribu rapalan ajian jaran goyang
tak bisa meruntuhkan hatinya
karena toh cinta juga perlu biaya.......
No comments:
Post a Comment