Sajak-Sajak Kematian
Gerbong tua bisu dan tuli berjalan pelan ke arah mati
begitu juga kita hidup dalam dunia diberkahi lupa dan dosa
kematian adalah halte pembebasan
Deret-deret nama
Luka yang terukur
Pohon-pohon kering terbakar senja
tadi pagi sudah hilang gairahnya
Gerbong ini menuju arah mati
Puisi sudah jadi aksara abu yang diterbangkan angin sore
tidak lagi berkesan
tidak lagi menjulang maknanya
Gerbong tua digeret-geret waktu
kehidupan hanyalah teka-teki untuk menjawab kesia-siaan
tak peduli pendosa tak peduli pencari pahala
semua akan menemui alam mati
Dalam kematian dunia dibebaskan
hukuman menjadi tapal batas
pikiran dihentikan
dan nafas disudahi
Kita yang menakuti alam mati
justru takut akan ketidakbebasan
terbang ke awan dan melihat penjuru angin
seribu malaikat menjemput dengan tangan bunga
tak ada sorga tak ada neraka
karena semuanya menjadi waktu kosong
Bumi ini indah
tapi kadang-kadang kisah manusia menjadi haru biru kelam
Sejarah berulang dari itu ke itu saja
dan kematian menemukan arti sajaknya.
No comments:
Post a Comment