by.anton djakarta
Kapai-kapai di ujung cemara
jari telunjuk menuding langit
matahari redup, perut berontak
sawah bukan lagi di tanah
tapi soal memberontak tulisan pada pasal undang-undang
Kapai-kapai menggeruntuk ruang hitam
parang dan tombak ditajamkan
sudah saatnya rakyat berontak
bergerak menuju kapai-kapai
cinta sudah lama mati
omongan pejabat bukan omongan nabi
jangan percaya pada surat suara
karena itu penipuan yang diselundupkan pada pena-pena modal
jangan percaya pada perkataan pemimpin
karena suara mereka membohongi Tuhan
Tuhan tau
ketika kebenaran diacungkan
jari telunjuk meninju udara
maka rakyat sudah tampil di mimbar mahkamahnya
menuntut balas atas keringat, air mata dan nyawa
Seribu Marsinah bangkit
Memimpin gerakan buruh
Seribu Yun Hap bangkit
Memimpin Gerakan Mahasiswa
Seribu Amir Biki bangkit
Memimpin Gerakan Islam
Seribu Aidit bangkit
Menuntut balas matinya jutaan nyawa
Kapai-kapai dicundangkan
sudah penuh gudang-gudang kebohongan
dengan melacur pada kekuasaan
harta ditumpukkan
rakyat dibuat lapar
Negeri ini merdeka untuk rakyatnya
bukan kemakmuran bagi para penggede dan jenderal hasil produk sejarah yang gagal.
No comments:
Post a Comment