Wednesday 14 October 2009

Alasan Untuk Mencintai

Alasan Untuk Mencintai


Hal utama dalam membangun hubungan adalah kesadaran. Kadang-kadang kita mencintai seseorang kita tidak sadar akan kelebihan orang itu dan kenapa dia mencintai kita. Kesadaran bisa saja tumbuh di bawah alam sadar sehingga manusia secara naluriah menerima kesadaran itu tapi secara akal belum paham bagaimana kesadaran itu bekerja.

Kenapa pada tahun-tahun berat hubungan kami, Cici begitu kuat memperjuangkan sesuatu, tabah menjalani penderitaan dan sabar menunggu waktu. Pada saat itu dia sudah mempunyai kesadaran bahwa cinta ini harus diperjuangkan hidup harus ditentukan nasibnya. Namun aku sendiri saat itu memang mencintai tapi kesadaran berada pada posisi Id (Meminjam istilah Freud : Id, Ego, Superego). Karakteristik cinta yang tersembunyi dibawah alam sadar (Id) inilah yang kemudian mendorong aku berbuat sesuatu yang tidak mudah dimengerti. Karena bila kesadaran itu terbentuk pada tataran ego maka ada sesuatu rasional yang muncul.

Pekerjaan dilakukan secara membabi buta, tak ada irama dan semuanya demi sesuatu yang tidak aku sadari. Bila aku memang tidak mencintainya beberapa kali Tuhan kasih kesempatan aku untuk memutuskan hubungan yang aku rasa tidak akan berakhir baik -itu feelingku - , November 2005 dan Juli 2008. Tapi semua tidak aku lakukan karena dorongan alam bawah sadar bahwa aku sangat mencintainya. Aku harus tetap menanggung konsekuensi atas semua keputusan ini.

Kenapa ini terjadi? Alasan untuk mencintaikah? Atau ada alasan-alasan lain. Banyak kasus di dunia ini orang bisa menikah berkali-kali, orang mudah mengganti cinta atau mencoba hal-hal yang membuat dirinya tergoda. Tapi saya yakin setiap orang punya cinta sejati. Namun orang yang beruntung adalah orang yang sejak awal menyadari cinta sejatinya siapa.

Banyak orang berkata terutama yang gagal dalam kehidupan cintanya menganggap cinta sejati tidak ada. Tapi Tuhan selalu memberikan setiap momen kehidupan untuk mendapatkan cinta sejati. Cinta yang buruk adalah cinta yang didirikan pada dasar-dasar kamuflase, pada pelarian dan tekanan-tekanan sosial. Suatu saat ketika kamuflase itu terbongkar, alasan-alasan mencintai sudah kadaluwarsa maka tidak ada alasan lagi cinta menjadi bahagia. Karena cinta bukanlah soal kepentingan, cinta berdiri di alam waktu yang tak terbatas, sementara kepentingan memiliki batas waktu.

Apa yang aku rasakan saat ini justru terbalik, aku malah merasakan kesadaran cinta itu dalam tataran ego, sementara cici sudah mengendapkannya ke dalam struktur Id, struktur alam bawah sadarnya. Aku dijadikan sebuah kesadaran untuk melakukan antitesis dalam rencana-rencana kehidupannya. Tapi semua ini akan berakhir bila waktu sudah menemukan momentumnya.

Cinta sejati tidak akan mati, dia akan selalu hidup di hati manusia. Dia disimpan di bawah alam sadar, satu waktu mungkin saja manusia bisa mengendapkannya tapi bila malam gelap datang, kehampaan menyerang hati maka kerap kesadaran itu muncul dalam benak. Ia terus dihidupkan oleh api kenangan dan aksara-aksara isyarat yang sering tidak kita tau.

Lalu bagaimana alasan itu mencintai timbul? Sering aku bertanya pada Cici kenapa kamu mencintaiku? “Kamu unik dan aku suka akan keunikanmu itu” keunikan yang bagaimana aku belum bisa menemukan definisinya, belum bisa menguraikan dalam bahasan-bahasan yang mudah dimengerti tapi itu perasaan dia. Apakah dia bisa melihat potensi yang aku sendiri tidak bisa liat? Setiap manusia memiliki kekuatan potensi dan ketika potensi berubah menjadi kekuatan realis maka disitulah manusia kerap menemukan arti kehidupannya. Potensi apakah yang aku punya? Deskripsi ini hanya cici yang bisa menjawab, tapi dengan syarat kesadarannya itulah yang mengatakan. Potensi di dalam diri Cici aku sudah liat lama termasuk kelemahan-kelemahannya. Nah, potensi ini justru yang membuat aku kuatir, karena aku tidak melihat cici sebagai orang yang cerdas, orang yang memiliki otak diatas rata-rata. Justru kekuatan cici terletak pada kepercayaannya dalam menjaga keyakinannya. Dia yakin mencintaiku, dia yakin akan segala hal. Aku tak mau kemudian hubungan ini berakhir seperti hubunganku dengan Prita. Aku harus berhati-hati dalam menentukan jalan-jalan relasi. Disamping itu feeling terus menerus berdering.

Itulah yang dulu membuat aku takut. Tuhan menganugerahkan aku dengan kekuatan feeling. Sebagai misal ketika aku bercerita pada cici di beranda rumahnya tentang sejarahku di masa lalu : “Setiap pacarku putus, mereka langsung nikah aku rasa kamu akan langsung nikah setelah putus denganku”. Saat itu dia marah dan dia berkata “Hal itu tidak mungkin”. Aku hanya tertawa. Ketika ultahnya dia aku berikan jam tangan, hadiah itu aku maknai sebagai sebuah bentuk gabungan : “melihat waktu dan mengingatku”. Aku sendiri masih ingat berkata : “Ini kalau kamu putus sama aku kamu bisa liat jam tangan ini” saat itu cici sudah diam saja, mungkin saja niat pengkhianatan sudah hidup di tanggal-tanggal itu. Aku mempunyai feeling yang kuat dan aku benci dengan feeling itu.

Alasan mencintai adalah kekuatan untuk melihat potensi pasangan kita, melihat hal-hal yang terjadi di luar kita. Desta sahabatku sering marah padaku bila kita meeting bisnis dengan orang lain aku langsung ngeloyor keluar ruang meeting. Aku hanya merasakan urusan ini tidaklah beres. Dan memang setiap aku ajukan itu urusan bisnis menjadi tidak jelas karena kita bertemu dengan orang yang tidak kapabel.

Apakah feeling ini merupakan bentuk kesadaran? Aku juga suka membuat Prediksi tapi ini bukanlah bagian dari feeling, ini soal menilai situasi. Dan aku juga kadang heran bagaimana aku bisa selalu tepat menilai situasi.

Mungkin cinta dan feeling adalah suatu hal yang mengikat, seperti Fia katakan padaku. “Sesuatu hal harus ada chemistry-nya” dan mungkin ramuan chemistry aku dengan cici sudah membentuk satu zat yang penting di dalam pikiran. Aku tidak tau dia bagaimana, dan dia berusaha menurunkan derajat perasaannya ke dalam alam bawah sadarnya. Tapi melihat dia di masa lalu, aku sadar dia menyembunyikan sesuatu itu ke dalam dan akan meledak di tahun-tahun depan. Tuhan punya rahasia dan waktu menjadi alat untuk menjawab penglihatan kita di masa kini.

Kunci dari semua hal yang aku hadapi hanyalah kesabaran. Dan aku sangat sadar bahwa aku dan cici memiliki cinta sejati. Tuhan hanya menguji hal itu, pada waktunya semua akan terjabarkan dengan jelas dan tulisan ini lagi-lagi menjadi landasan feeling itu.

Puuuffff.......kadang-kadang aku membenci kekuatan feeling ini.

1 comment:

Lex dePraxis said...

Untuk referensi silang, mungkin juga bisa baca Kreatifitas Cinta. Salam kenal.