Tentang Amerika Serikat
Oleh : DH Nugrahanto (ANTON)
Ketika kita bicara tentang Amerika Serikat di tahun-tahun ini maka kita bicara tentang kebencian kita terhadap George W Bush, kebencian terhadap invasi Irak dan kebencian-kebencian yang melandasi pemikiran tentang nafsu hegemoni Amerika dalam menguasai dunia, pernahkah kita berpikir Amerika tentang sumbangannya terhadap kemajuan peradaban, ataukah kita pernah berpikir Amerika yang memberikan ilham terhadap paham pembebasan manusia.
Kita kerap menuduh Amerika sebagai biang dari segala bentuk kekacauan di muka bumi ini, kita juga menganggap Amerika adalah agresor dari segala bentuk konflik yang terjadi. Tapi ketika kita mendudukkan Amerika dalam porsi sesungguhnya apakah kita akan berterima kasih atau malah tak tahu berterima kasih.
Baiklah kita lihat Amerika dari sisi historisnya. Amerika Serikat pada awalnya adalah sebuah koloni dari berbagai kerajaan Eropa seperti: Spanyol, Swedia, Belanda, Inggris dan Perancis. Perancis kemudian lebih menyingkir ke wilayah-wilayah utara yang sekarang kita sebut Kanada, ada juga sedikit peninggalan Perancis di wilayah Selatan seperti New Orleans dan komunitas itu di kenal sebagai cajun. Belanda yang pada awalnya menduduki Pantai Timur dan beberapa pelabuhan di wilayah laut timur Amerika, kemudian dan mendirikan sebuah kota yang kelak bernama New Amsterdam, pada gilirannya kelompok dagang Belanda lebih menghendaki agar Asosiasi Dagang Belanda lebih berkonsentrasi di Hindia Timur (Indonesia) ketimbang melakukan kegiatan perdagangan di New Amsterdam dimana pada waktu itu jumlah penduduknya masih sedikit, belum terbentuk sistem masyarakat yang rapi dan alamnya masih begitu buas. Lalu Belanda menawari Inggris untuk menduduki New Amsterdam dengan kompensasi tertentu, barulah kemudian Inggris mengganti New Amsterdam menjadi New York, kini New York menjadi kota terbesar di dunia. Imigran pertama yang datang ke Amerika adalah orang-orang dari Inggris, mereka rata-rata lari dari negeri Inggris karena adanya penekanan-penekanan keagamaan, ketidaksetujuan mereka terhadap sistem monarki di Inggris, dan mencari penghidupan yang lebih baik. Pihak kerajaan Inggris-pun menyetujui imigrasi warganya ke Amerika, bahkan mendukung penuh, pemikiran kerajaan Inggris pada waktu itu adalah agar tersedianya ruang yang lebih luas bagi imperium Inggris, terciptanya kebudayaan Anglo-Saxon di Amerika untuk mengimbangi kebudayaan Spanyol-Porto (Latin) di selatan dan kebudayaan Prancis (continental) di utara.
Lambat laun sejak terdesaknya Perancis dan Spanyol juga beberapa suku Indian oleh bala tentara Inggris, maka kekuasaan Inggris di Pantai Timur semakin kuat, Spanyol menyingkir ke selatan dan menduduki wilayah-wilayah selatan untuk beberapa lama seperti : New Mexico, Florida dan Texas. Belanda angkat kaki dari Amerika Serikat walaupun sebelumnya sempat mendirikan sebuah koloni tersendiri yang bernama : United Netherlands dan terbagi di dalam tujuh provinsi (De Zeven Province), karena Belanda gagal mendatangkan imigran asli dari tanah Belanda ke Amerika, maka pendukung United Netherlands tidak begitu banyak dan sekuat pendukung loyalis Kerajaan Inggris, di tahun 1621 Inggris menyerang Belanda, wilayah Belanda (sekarang terletak di sepanjang sungai hudson dan sungai delaware) langsung dikuasai Inggris , ada tiga pelabuhan penting yang di kuasai Belanda pada waktu itu, Fort Amsterdam (sekarang New York City), Fort Orange (Sekarang Albany), Fort Nassau (Philadelphia). Inggris melancarkan serangan dan Belanda menyerah kemudian melakukan perundingan yang bersifat barter. Lalu Swedia pernah juga sebentar menguasai Tanjung Delaware, tapi tak lama kemudian juga diserang Inggris, yang paling hebat adalah pertempuran antara Perancis dan Inggris, beberapa kali terjadi perang besar di antara dua kolonialis tersebut, yang terbesar adalah “King James War” dan akhirnya setelah terjadi konflik selama 38 tahun, dilakukanlah pertemuan penting di Eropa untuk membagi koloni-koloni di Amerika, Inggris mendapat 13 koloni, Perancis berhak atas wilayah Kanada, dan menyerahkan Florida ke tangan Spanyol, dan Perancis juga mendapatkan sisi barat wilayah sungai Mississippi.
Tiga belas koloni yang dikuasai Inggris kemudian berkembang pesat, banyak imigran datang, dan membangun wilayah-wilayah baru. Inggris mendapatkan keuntungan dari kegiatan dagang di koloni mereka. Pada abad 17 di Eropa muncul pemikiran-pemikiran tentang mencerahkan masyarakat, banyak ahli filsafat, kaum budayawan dan ilmuwan mengembangkan konsep pemikiran tentang kebebasan berpikir, berusaha, beragama dan bebas dari rasa takut. Konsep kebebasan yang berakar dari pemikiran-pemikiran kuno Yunani yang sempat terkubur pada era kegelapan dimana kaum agamawan dan raja-raja begitu menguasai masyarakat sehingga tidak ada lagi ruang kebebasan bagi rakyat jelata. Agama menjadi sebuah bentuk keyakinan yang dipaksakan,sementara kekuasaan monarki terlalu absolut dan kebebasan bukanlah milik pribadi individu adalah tema sentral yang digugat oleh pembaharu-pembaharu tersebut. Kota Paris menjadi pusat pemikiran tentang kebebasan individu, di Paris-lah konsep sebuah negara demokrasi modern di kembangkan. Wacana yang berkembang ternyata juga mempengaruhi lapisan elite dari Amerika yang kerap berkunjung ke Paris, sebut saja nama-nama : Alexander Hamilton, Benjamin Franklin, James Adam, Thomas Jefferson dll, kalangan elite Amerika masih melihat Paris sebagai kiblat budaya, sehingga walaupun Inggris sebagai negeri induk Amerika, namun orang-orang Amerika lebih tertarik ke Paris, Perancis.
Pada tahun 1776, seorang pemikir ekonomi Skotlandia, Adam Smith merilis buku berjudul “The Wealth of Nation”inti dari buku ini adalah menciptakan kebebasan penuh bagi dunia perdagangan, mencela campur tangan pemerintah, menganjurkan spesialisasi dalam dunia pekerjaan, menyerukan untuk menghilangkan tarif impor dan yang terpenting ia melihat ke depan bahwa kemakmuran negara bisa diciptakan dengan semangat kebebasan bukannya menimbun emas, kebebasanlah yang membuat orang akan menjadi dirinya sendiri, menemukan bentuk individualitas yang paling utuh. Pandangan Adam Smith serta merta mendapat dukungan dari David Hume (sejarawan Inggris),Voltaire (ahli filsafat Perancis) dan Benyamin Franklin (tokoh kemerdekaan AS). Paham Smithian akhirnya menjadi inspirasi oleh intelektual Amerika untuk menciptakan sebuah eksperimen negara yang berbasis pada nilai-nilai kebebasan. Amerika-lah yang pertama kali di abad 18, mencetuskan ide negara Republik, walaupun Perancis setelah kejatuhan Louis XVI menjadi negara republik, namun Perancis hanya berhenti pada sistem oligarki, dimana kekuasaan digenggam hanya pada kelompok-kelompok tertentu.
Pada tahun 1773, Inggris mulai melihat bahwa koloninya sudah mulai membangkang, Raja Inggris pada waktu itu, King George memerintahkan 15 agen intelijennya untuk menyelidiki perkembangan di Amerika. Setelah mendapatkan keterangan yang detail maka pihak intelijen Inggris menyimpulkan bahwa kondisi di Amerika tidak begitu parah seperti yang dibayangkan, bahkan kelompok-kelompok yang anti Inggris hanya berpusat di sekitar Virginia, Massachusets dan Boston sementara kaum loyalis Inggris masih menguasai industri-industri dan pertanian besar di seluruh Pantai Timur dan beberapa wilayah di Selatan.Dugaan intelijen Inggris ternyata sepenuhnya keliru, gerakan anti Inggris punya pengaruh besar di mana-mana, bahkan radiusnya sampai ke Perancis, Benjamin Franklin seorang tokoh gerakan anti Inggris malah berhasil menggalang dukungan resmi dari pemerintahan Perancis untuk mendukung kemerdekaan Amerika.
Pada tahun 1775, King George mengirim Jenderal Cornwallis untuk menangkap kelompok anti Inggris, tak disangka armada Jenderal Cornwallis mendapat serangan di sekitar pelabuhan New York oleh armada John Paul Jones. Saat Jones menahan serangan armada Inggris, George Washington seorang mantan perwira Angkatan Darat koloni dan petani kaya dari Virginia, mensponsori pertemuan dengan beberapa perwira penting di koloni Amerika, hadir pula Thomas Jefferson, di pertemuan itu disepekati bahwa eksperimen negara Amerika harus segera dilaksanakan, dan kemerdekaan Amerika adalah jalan satu-satunya, maka di gabungkanlah kekuatan 13 koloni menjadi satu dan bernama United States of America, yang disingkat USA. Kelompok Washington yang kemudian hari di sebut sebagai ‘Patriot’ bertempur dengan Inggris yang dibantu kaum loyalis. Pertempuran awalnya tidak seimbang karena banyak milisi yang dimiliki USA tidak mampu bertempur dan tidak mengerti formasi perang, oleh George Washington dibuatlah pelatihan cepat tempur dan hasilnya sangat bagus, milisi akhirnya terlatih. Pasukan semi militer- milisi merupakan tulang punggung USA, di bawahnya ada pasukan sukarelawan mereka ini di pimpin oleh perwira-perwira didikan militer koloni.
Kelompok Loyalis tidak menyerah begitu saja di bangunnya enam divisi tempur darat dan ditempatkan di lima titik di sekitar Virginia dan New York, lalu dua belas armada laut malah menyusup ke lake Erie untuk menyergap milisi koloni dari belakang. Sir William Howe menerapkan taktik sergap menuju arah New York dan berhasil menguasai New York dalam tempo enam minggu, Jenderal Washington mundur, dari situ Jenderal washington menyuruh Kapten Dan White untuk meminta bantuan ke Kanada, namun komunitas Quebec menolak membantu kaum pemberontak, akhirnya Dan White mendapatkan bantuan malah dari negeri Perancis sendiri, ia pun bertolak ke Perancis dan bertemu bangsawan muda Lafayette, Lafayette lantas menyiapkan armadanya dan pergi ke Amerika. Sementara di Lake Erie, pasukan Jenderal Gage berhasil mengepung Virginia, namun Washington diam-diam menyuruh Admiral John Paul Jones menunggu sampai pasukan Jenderal Gage tiba di Ohio.
Sesampainya di Ohio, pasukan Jenderal Gage mendapatkan serangan mendadak dari pasukan Admiral John Paul Jones, yang dibantu William Clinton dari pasukan milisi. Jenderal Gage pun menyerah dan pasukan John Paul Jones mengumpulkan kekuatan untuk bersatu dengan Lafayette menyerang Jenderal Cornwallis di Yorktown.
Gabungan kekuatan Washington, John Paul Jones dan Lafayette melakukan pengepungan di tiga penjuru, Washington dari belakang bersama pasukan milisi, John Paul Jones dari arah laut dan bersiap sebagai pasukan pembuka sementara Lafayette langsung masuk dari arah laut terbuka, Jenderal Cornwallis terkejut ketika mendapat serangan mendadak dari segala penjuru, maka disuruhnya pasukan bersiap dalam formasi pertempuran laut, tak dinyana dari belakang Jenderal Washington berhasil menyergap Cornwallis, dan membuat pintu masuk ke benteng Cornwallis, sementara pasukan John Paul Jones di pukul mundur oleh Cornwallis sampai di tengah laut, tiba-tiba Lafayette menyerang dari arah samping dan membuat armada Cornwallis berantakan, sembilan pasukan khusus Washington berhasil menyusup ke Benteng Cornwallis dan menawan lima belas perwira kunci Cornwallis lalu menyembunyikannya di bawah tanah. Jenderal cornwallis pun menyerah. Dan Amerika Serikat dinyatakan berdiri secara sah.
ANTON
1 comment:
tolong informasi ttg sejarah krajaan eropa.ane butuh nama2 raja&tahun kepemimpinannya.thx!wslm
Post a Comment