Friday, 23 November 2007

Jawaban Saya Tentang Pasar Modal

Salam Progresif dan Revolusioner

Dear rekan2, mau tanya : tabungan bank apa saja yang udah punya paket kombinasi tabungan plus asuransi, investasi, atau campuran dengan deposito ?Oh, ya ada yang ikutan reksadana nggak yach ? Mau tahu apa bedanya kalau kita ikutan langsung di perusahaan sekuritas dengan sekedar numpang unitlink di asuransi ? Biasanya berapa persen sich fee yg biasanya di-charge dari hasil muter investasi yg diambil oleh manajer investasi, basisnya dari nilai keuntungan atau modal ? Ada yang tahu cara menghitung NAB ( Nilai Aktiva Bersih ), nggak ?Katanya udah ada yang bisa transaksi secara online, yach caranya gimana ? Kira2 komposisi persentase yang aman tapi tetap lumayan untungnya untuk kondisi sekarang dalam meramu alokasi menanamkan ke pasar uang, pasar saham, obligasi, dan fixed asset berapa yach ?Terima kasih atas berbagi ilmu dan pengalamannya.Ira - JKT







Pertama-tama saya mau nanya mbak ini Ira ini adiknya Arif Suditomo atau tetangganya arif suditomo yang kebetulan sama namanya?

Saya akan mencoba menjawab sebisa saya. Setahu saya produk konvensional Bank yang dilempar ke masyarakat tidak ada yang menggunakan kandungan instrumen pasar modal karena memang itu dilarang. Rate Deposito sendiri sepenuhnya bergantung pada suku bunga SBI dan kemampuan bank dalam melakukan ekspansi kreditnya namun untuk nasabah yang jumlahnya besar bank bisa menawarkan negosiasi deposito (NCD) atau bisa saja bank mengelola dari Private Banking dimana salah satu layanannya adalah ‘wealth management’ fungsi wealth management ini tidak jauh berbeda dengan seorang manajer investasi, namun biasanya komposisi portofolio wealth management tidak agresif seperti layaknya manajer investasi reksadana yang jempolan macam : Michael Tjoajadi, Adler H Manurung atau yang lagi jadi bintangnya manajer-manajer investasi jebolan Makinta Securities dimana tingkat pertumbuhan NAB Makinta bisa mencapai 100% lebih dalam satu tahun.

Kalau mau bermain sendiri di sekuritas langkah pertama ya cari perusahaan sekuritas anda bisa menelpon ke sekuritas yang anda anggap layak. Saran saya : carilah perusahaan sekuritas yang memiliki modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) besar, bagian dari group besar, pelayanan yang cepat, broker-broker sahamnya yang memenuhi etika dan yang terpenting adalah perusahaan sekuritas itu secara akal sehat jauh dari bangkrut. Saat ini biasanya perusahaan sekuritas melayani open account/deposit rata-rata : 25 juta atau 50 juta untuk perusahaan sekuritas besar. Besarnya biaya jual/beli saham biasanya berkisar antara : 0.25% sampai 0.35% dari nilai transaksi ini belum ditambah biaya lain-lain seperti PPN 10% dari komisi broker. Untuk jual biasanya dikenakan PPh sebesar 0.1% dari nilai transaksi. Untuk keterangan lebih lanjut tentang tetek bengek prosedur jual beli anda baiknya lebih rinci menanyakan pada broker anda pada saat anda meminta formulir jual beli saham. Oh ya sebelum formulir bertransaksi disetujui dana anda akan diklarifikasi oleh perusahaan sekuritas hal ini untuk mematuhi kode etik PPATK tentang money laundry, jadi silsilah uang anda akan ditanya secara rinci. Tapi jangan khawatir kalau emang uang anda bukan dana dari begituan karena prosedurnya juga longgar nggak kayak KPK kalo lagi bongkar ruangan hehehe.....

Sebagai pemain pemula di saham langkah pertama baiknya adalah membeli saham-saham blue chips sembari mengenal pola pergerakan harga. Setelah anda memahami irama pasar anda akan merasakan diri anda lebih cocok dimana : sebagai investor short term atau sebagai long term investor. Saya sendiri selama ini lebih cocok sebagai investor long term setelah mempelajari gerakan di pasar modal. Dengan long term hasil didapat akan lebih maksimal, namun ada juga orang yang mahir dalam short term biasanya orang jenis ini mudah menguasai pasar saham jenis gorengan dan memiliki insting yang kuat untuk kapan keluar pasar atau kapan masuk pasar. Buy on Weakness adalah prinsip dasar mereka. Kalau mau jadi investor long term sebenarnya mudah nggak usah berpikir rumit-rumit seperti analis saham yang jago baca laporan keuangan itu. Baca aja Kompas, Harian Bisnis Indonesia atau tabloid Kontan tiap hari. Untuk Kontan biasanya mingguan. Semangkin kita rajin baca koran semangkin kita bisa tahu ke arah mana dunia bergerak. Sebagai contoh di tahun 2004 mulai adanya kenaikan subsidi BBM karena SBY konyol nggak bisa nahan nafsunya JK untuk naikkin harga minyak. Dari sini kita akan berpikir pasti industri-industri besar akan mencari alternatif nah bila pikiran kita itu sudah bisa mengambil dialektika dari berita pasar biasanya kita akan seirama dengan gerakan berita (ingat di dunia ini bukan kita seorang yang pintar, dunia bergerak berdasarkan anggapan kolektif) dan ada saham BUMN PGAS yang go publik, antara go publiknya PGAS dengan momen harga minyak bisa dipastikan adalah seiring sejalan. Artinya disini pemerintah menghendaki adanya energi alternatif dan dipastikan dunia tidak akan bisa bergerak normal ke depan tanpa energi gas. Dari situ aja kita bisa nyimpen saham PGAS dalam waktu lama. Andai anda menyimpan saham PGAS dari awal meluncur di pasar sekunder sampai detik ini berapa ratus persen keuntungan yang anda dapat (historical prices bisa anda dapatkan di Yahoo Financial anda tinggal mengklik PGAS.JK

Begitu juga dengan saham-saham pertambangan seperti BUMI. Tahun 2003-2007 adalah tahun yang mujur bagi saham-saham spekulatif jenis pertambangan. Nah, bila anda memulai sekarang saham-saham dari industri apa yang akan meledak. Saham batubara sudah ketinggian tapi nilainya ke depan juga akan jauh lebih tinggi, ada lagi satu perusahaan batu bara yang go publik Indoraya namun harganya kemahalan bisa 15 kali dari nilai buku. Sementara setahu saya BUMI saja masih sepuluh kali dari nilai buku dari sini saja kita bisa menebak dengan mudah, kalau Indoraya saja dibeli dengan oversubscribe berarti BUMI akan naik karena ekspektasi pasar akan terimbas dari optimisme Indoraya. Atau misalnya saham Jasa Marga yang harganya secara teknikal karena pengaruh resiko pasar turun dari harga 2050 ke 1800-an namun kalau saya bilang beli, karena ke depan Jasa Marga bisa mencapai harga 5.000-an sebabnya pertama, CMNP yang sama-sama perusahaan jalan tol dan lebih jelek kinerjanya dari jasa marga aja harganya 2.600-an kenapa Jasa Marga masih 1800 ini disebabkan setiap investor retail yang masuk tidak mampu mengangkat harga, para pemegang saham ini menahan laju gerak ke atas saham jasa marga karena menunggu momentum dana asing masuk lagi sembari ada kenaikan fundamental kinerja jasa marga terhadap pembebasan jalan tol.

Baiklah penjelasan saya sudah masuk ke dalam perang pasar namun logistik apa yang dibutuhkan seorang investor pemula dalam memahami pasar. Langkah-langkahnya yang saya alami sebagai berikut :

1. Pahami Pasar
2. Jangan merasa pintar menguasai pasar
3. ikuti irama pasar
4. baca berita terus menerus
5. sebelum kita mendapatkan keyakinan jangka panjang terhadap satu jenis saham taruh dana anda pada saham-saham blue chips.
6. disiplin terhadap karakter investasi anda
7. jangan terpengaruh omongan orang yang nggak jelas
8. terus pantau kecenderungan harga.

Kalau kita sudah paham gerakan harga maka dengan sendirinya insting gerakan pasar anda punyai, ini seperti main sepeda saja. Dan satu hal dalam pasar modal sesungguhnya kita mengelola kerakusan kita, semangkin baik manajemen kelola kerakusan semangkin baik kita mendapatkan tingkat pengembalian.

Kalau anda malas belajar saham dan nggak ada waktu untuk melihat bagaimana harga saham bergerak anda bisa saja menaruh dana anda di Reksadana. Kalau mau taruh di reksadana baiknya anda lihat kinerja reksadana itu. Banyak media yang menawarkan display tingkat pengembalian reksadana seperti Infovesta. Sebagai bahan penilaian coba anda periksa tingkat pengembalian dalam satu tahun, juga anda prediksi trend yang sedang berkembang di tahun berjalan. Seperti sepanjang tahun 2008 trend yang ada adalah trend saham dan ini sudah banyak di perkirakan oleh para jurnalis saham baik di Kontan, Bisnis Indonesia atau Majalah Investor kalau sudah paham trendnya masuklah ke reksadana kandungan saham. Kalau udah masuk reksadana saran saya berpindahlah sesuai dengan trend pasar. Misalnya pasar sedang jenuh reksadana yang terbaik adalah jenis reksadana pasar uang. Atau ketika suku bunga bank jatuh maka kita lebih baik masuk ke dalam reksadana kandungan obligasi atau ketika dana asing gede-gedean masuk ke saham maka yang kita beli adalah reksadana saham coba anda lihat di kolom bisnis keuangan harian bisnis Indonesia rata-rata tingkat pengembalian dalam setahun reksadana berbasis saham mencapai angka : 60%! Ini adalah angka yang luar biasa mengingat cara berinvestasi reksadana adalah ‘pengecut’ (menurut istilah orang yang jago saham) karena dana terdiversifikasi secara luas. Kalau orang risk taker dalam scoupe long term berani taruh semua dananya pada satu instrumen saja namun instrumen itu diyakini bisa tumbuh mencapai angka ribuan persen dalam kurun waktu yang sudah diperhitungkan.

Mengenai charge untuk masuk reksadana biasanya kita dikenakan management fee sebesar 1.5% biasanya juga ada charge masuk dan keluar sebesar 2% setiap jenis reksadana berbeda untuk itu anda hitung lagi biaya-biaya yang keluar dalam jenis investasi ini.

Untuk NAB, NAB adalah Nilai Aktiva Bersih atau Net Asset Value (NAV) merupakan alat kinerja ukur reksadana. NAB terbentuk dari portofolio reksadana yang bersangkutan. Kekayaan atau aktiva reksadana dapat berupa kas, saham, obligasi, right, dan efek lainnya. Sementara pada kewajiban reksa dana dapat berupa fee manajer investasi yang belum dibayar, fee bank kustodian yang belum dibayar, pajak-pajak yang belum dibayar, fee broker yang belum dibayar serta pembelian efek yang belum dilunasi.

Nilai Aktiva Bersih adalah jumlah aktiva setelah dikurangi kewajiban-kewajiban yang ada. Sedangkan NAB per unit penyertaan merupakan jumlah NAB dibagi dengan jumlah unit penyertaan yang beredar (outstanding). Dengan melihat seperti ini nilai NAB sangat bergantung pada kinerja asset yang merupakan portofolio reksadana tersebut. Kalau harga asset-asset reksadana itu mengalami kenaikan maka NAB-nya tentu mengalami kenaikan, demikian juga sebaliknya.

Setiap sore manajer investasi reksadana akan menilai harga pasar wajar seluruh asset reksadana baru. Dalam menilai pasar wajar tersebut termasuk semua keuntungan atau kerugian, baik yang telah direalisasikan maupun yang belum. (Kalau harga saham dalam portofolio naik, nilai portofolio akan naik pula, walaupun sahamnya sendiri tidak dijual).

NAB per saham/hari dihitung setiap hari oleh Bank Kustodian setelah mendapat data dari manajer investasi dan nilai tersebutlah yang kemudian hari dapat dilihat di koran-koran yang menyediakan data harga-harga NAB.

Untuk saham BEJ banyak lagi yang sudah bisa ditransaksikan secara online. Di Bisnis Indonesia tiap hari Indoprimer Securities yang kantornya di GKBI tiap hari iklan bahwa dia bisa melayani jenis investasi online. Ada juga Phillps securities, Sarijaya atau Samuel Sekuritas. Kalau mau main online baiknya tanya kiri kanan dulu mana yang lebih baik main online apa konvensional. Kalau main online enaknya kita tinggal pasang YM (Yahoo Messenger) ngobrol sama brokernya terus lihat market dari website RTI atau website si penyedia jasa layanan online terus order deh, tinggal klik kebeli. Tapi kalau market lagi rame-ramenya paling enak justru sistem konvensional karena kita takut kalau tiba-tiba listrik mati atau tukang ketoprak ketuk pintu bilang kalau ada maling ayam ketangkep.....kan bisa ngerusak konsentrasi hehehehehe.....

Kalau diversifikasi investasi yang lengkap baiknya jangan masuk langsung ke pasar obligasi karena kita akan dikenakan pajak, salah satu tujuan utama orang bikin reksadana obligasi adalah untuk ngindari pajak obligasi. Jadi mainlah di reksadana obligasi kecuali jumlah modal yang kita keluarkan lebih kecil selain itu kita gampang buat diversifikasi dari obligasi pemerintah sampai obligasi perusahaan.

Secara klasik ramuan diversifikasi adalah :
Fund : 100
Saham : 10%
Reksadana : 30%
Fixed Asset : 60%

Untuk tahun 2008 saya rekomendasikan

1. Belilah semua saham-saham BUMN baik yang sudah go publik maupun yang bukan.
2. Beli saham-saham berprospek bagus dalam jangka panjang seperti Ace Hardware dan simpan lama.
3. Mainlah di dua sektor spekulatif : Batubara dan Perkebunan kelapa sawit.
4. Untuk Bank konsentrasikan pada Bank Mandiri dan Bank BRI. Hati-hati lihat Bank BNI.


ANTON

Dukun Pasar Modal

No comments: