Wednesday 21 November 2007

Pemberhalaan Agama

Pemberhalaan Agama
Oleh Anton

Pemberhalaan dalam proses spiritual merupakan musuh utama bagi agama-agama langit (samawi), pemberhalaan dalam bentuk pemujaan dengan cara membuat benda sebagai objek pemujaan untuk alat perantara bagi dzat yang dianggap memiliki kekuasaan merupakan sebuah proses penyimpangan dalam jalan memuja Tuhan dan penyimpangan spiritualitas dimana konsepsi Tuhan sebagai penguasa tunggal.

Pro Kontra pemberhalaan spiritualitas sudah menjadi perdebatan selama ribuan tahun, pemberhalaan secara harafiah bisa saja dalam bentuk pembuatan patung, obelisk atau menciptakan tokoh sebagai pemujaan spiritualitas, tetapi bila dikaji lebih jauh akar dari pemberhalaan adalah cara berpikir dan bertindak dimana ada kekuatan di luar Tuhan yang menjadi otoritas kebenaran. Dan percaya atau tidak bila kita memulai dalam definisi ini, maka Agama yang tadinya merupakan suatu fungsi sebagai jalan untuk beribadah dengan Tuhan, dan pada awalnya mengandung kebijakan-kebijakan yang sederhana dan menyentuh perasaan manusia, lambat laun sesuai perkembangan jaman yang diikuti keinginan berkuasa, keinginan harta dan keinginan ketenaran malah membentuk agama sebagai alat baru berhala manusia.

Lihatlah kini disekitar kita, agama yang kita peluk seakan-akan sudah menjadi identitas tunggal kita, menjadi satu-satunya kebenaran kita dengan menafikan kebenaran yang ada diluar kita, menjadi alasan kita untuk bermusuhan, menjadi landasan kesombongan spiritual kita dan Agama yang kita peluk sudah menjadi bentuk berhala yang kita puja bahkan melebihi bagaimana kita memuja Tuhan. Tuhan dalam definisi apapun adalah pangkal terakhir dalam kebenaran, titik akhir tanpa relativitas apapun yang melingkupinya. Namun manusia sering menganggap telah menemukan kebenaran hanya tatkala ia seakan-akan telah menafsirkan satu dua ayat sehingga kebenaran bagi tafsirannya adalah kebenaran tunggal dan tidak ada kebenaran di luar itu.

Bukankah kebenaran spiritualitas merupakan sebuah perjalanan ruhani, sebuah disiplin yang memasukkan segala bentuk pengalaman hidup manusia untuk dijadikan alat guna untuk merenung, kebenaran adalah referensi kita yang tak mungkin menemukan titik sampai hidup kita selesai lalu dilanjutkan kaum yang lebih muda, begitu terus menerus, dan setiap klaim untuk mengatakan bahwa pendapat yang kita anggap benar dan melebihi kebenaran bagi orang lain maka percayalah disitulah pemberhalaan sedang dimulai.

Maka pahamilah kebenaran apapun sesungguhnya hanya proses, ia tidak mengenal titik sampai kita menyelesaikan kehidupan dan dilanjutkan oleh generasi yang lebih baru untuk mencari dan menuliskan koma (bahkan mungkin tanda tanya atau tanda seru) dalam proses mencari kebenaran. Dan Agama bukanlah kebenaran tunggal untuk memahami sesuatu, tetapi agama proses untuk lebih memahami Tuhan, hindari pemberhalaan terhadap agama.

ANTON

No comments: