Kemerdekaan
Tanggal 17 Agustus 1945, banyak orang Indonesia mengira itu adalahsebuah hari pembebasan, sebuah hari yang dikenang sebagai lahirnyasemangat patriotik, terbitnya fajar baru harapan bagi bangsa ini, danterbitnya gagasan tentang sebuah negara baru yang memiliki kekuatanuntuk melawan dan memberi inspirasi bagi kemerdekaan bangsa2 lain yangterjajah melawan penindasan, kapitalisme dan seribu jargon2 perlawanandengan semangat terkepal meninju penjajah bule di negeri ini..Tapi sadarkah kita, pernah bertanyakah kita, bahwa sejak hari itu,sejak Jum'at siang itu dimana orang yang bernama Sukarno dan Hattajuga barisan pemuda2 dengan mata menyala2 menginginkan kemerdekaan,adalah hari awal dari sebuah tragedi besar di Nusantara, awal darisejarah yang berdarah2 di negeri ini. Gagasan tentang Indonesia adalah gagasan yang sepenuhnya sosialis,dandilakukan oleh orang-orang bermental feodal terjadilah sebuah sintesaluar biasa terhadap eksperimen bernegara negarafeodalistik-Sosialis-Fasis.
Kultur Jawa yang feodal bercampur dengan gagasan2 sosialis barat yang utopis dan pengaruh Jepang yang fasismembuat sinergi baru dalam mengelola negara dengan model palingsempurna dan model itu bernama "kekerasan dan penindasan" bukan bahasadialog atau demokrasi yang menekankan adanya perbedaan.Feodalistikdiwakili secara baik oleh kelompok priyayi yang bermetamorfosa sebagaikelompok birokrat mereka sangat dekat terhadap penguasa tidak memilikidaya kritik dan tumpul dalam kepekaan penderitaan warga negara.Sedangkan kelompok Sosialis di bagi dua kelompok, kelompok moderatseperti Hatta, Sjahrir, Tan Malaka atau malah Sukarno sendiri dankelompok sosialis ekstrim yang direpresentasikan oleh kelompokKomunis atau di tahun 1950 menjadi partai besar bernama PKI(kepemimpinan DN Aidit cs), kelompok militer di bekengi oleh orang2bekas perwira KNIL yang kebanyakan sebagai konseptor militerisme danpelaksana lapangan yang dikuasai oleh orang2 didikan PETA.
Sementarakelompok agama tersingkir sedari awal, golongan moderat yang cenderungborjuis seperti Masyumi tidak berhasil secara penuh menguasaibirokrasi walaupun pucuk2 pimpinan kabinet kerap mereka kuasai,kelompok Nadhlatul Ulama hanya berhasil pada penggarapan kader tetapitidak pernah berani keluar secara frontal berhadapan dengan pesaing2politiknya, kelompok Muhammadijah cenderung narsis dengan ide2 didunia pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, kelompok katolik jelassangat berhati2 dalam melakukan tindakan dan cenderung mengekor kepadaMasyumi dan PNI-Sukarno. Hanya kelompok militan Islam yang cenderung sufistik berani angkat senjata untuk menyaingi ide negararepublik-proklamasi.
Gambaran sekilas diatas adalah peta konflik yang terus membayanginegeri ini, dengan pertaruhan nyawa2 yang cenderung sia2, orang-orangPKI selalu bermusuhan dengan Angkatan Darat yang dianggapnya pewaristradisi borjuis, kemudian berakhir pada peritiwa paling gelap yaitupembunuhan paling besar setelah pembantaian Yahudi oleh Hitler di saatPD II (1939-1945), 3 juta orang PKI dibunuhi, belum lagi kematianperdata anggota keluarga mereka. Dan jauh sebelum itu pembantaianterhadap kelompok keturunan cina pada saat revolusi bersenjata(1945-1949), pertempuran antara lasykar rakyat, rebutan kekuasaanpolitik di kalangan elite, pemberontakan kolonel2 di daerah-daerah,penyelundupan besar-besaran, pembunuhan politik yang memakan korban2pemimpin politik di negeri ini (spt Tan Malaka, Amir Hamzah dll). Lalubangkitnya Orde Baru yang di barengi aksi bodoh mahasiswa angkatan1966 dan penipuan kelompok tentara, penyingkiran pengikut2 Sukarno,pembunuhan diam2 terhadap Sukarno yang berakhir pada kematiannya ditahun 1970, penghancuran demokrasi melalui fusi partai politik 1973,pengekangan kebebasan, penghancuran kelompok2 muslim dengan mengadumereka kepada kelompok2 katolik, bayangkan Suharto menyuruh Jenderal2nya yang beragama Protestan dan Katolik untuk membuldozer kelompokmuslim lalu kemudian kelompok katolik ditendang dan Suharto merangkulkelompok muslim dengan terbentuknya ICMI, dan giliran kelompok katoliktersingkir, lalu Suharto menggunakan kedekatan Islam untuk sekaligusmenghancurkan bibit perlawan barisan Sukarnosi yang berhasildihidupkan oleh figur Suryadi-Megawati di tahun 1986 yang berakhirpada pertempuran politik KUDATULI (Kasus Dua Tujuh Juli 1996) namunkekuasaan Suharto yang sudah terlalu lama menimbulkan ketidakpuasandari kelompok intelektualis-kampus yang didukung oleh barisan LSM danjaringan2 politik internasional, dan Suharto mencoba melawan denganpolitik "seolah-olah" tanpa dia stabilitas tidak terjaga, kelompoketnis keturunan cina yang segelintir mendapat keuntungan ekonomidibuat bumper Orde Baru, dirusak citranya untuk mendeviasi korupsiyang dilakukan Jenderal2 politik dan jajaran birokratnya, dan kemudiandibangun kekacauan dengan membunuhi orang-orang cina yang tidak tahuapa2 dengan tujuan menghancurkan gerakan mahasiswa, dan rencananya initak berjalan mulus,karena jaringan internasional berhasil mendesak USAuntuk memaksa Suharto turun.Reformasi malah melahirkan badut-badut politik yang mengambilkeuntungan, kepemimpinan sipil yang lemah di luar lingkaran Suhartoterbukti sudah dengan tampilnya figur kocak Gud Dur dan kelambananMegawati serta tampilnya Amien Rais yang terlalu banyak omong dan cenderung oportunis, lalu perlahan2 Golkar bangkit dari kegagalanpolitik di tahun 1998, militer diam2 ambil peranan dan menyusunkekuatan baru untuk menjadi lapisan paling kuat dalam kekuasaan diIndonesia, lalu tampillah SBY yang semakin memperlihatkan figurmiliter tampil sebagai pembenaran dan catat kata saya Sejarahpenindasan bakalan terulang lagi, tunggu waktunya...ya..Lalu kita ketawa terhadap peringatan 17 Agustus, sambil lihat orangnaik panjat pinang, balap karung, gebuk bantal di kali, adu lari bawagundu di sendok..dan bagi rakyat kecil itulah logika kemerdekaansementara bagi elite politik logika kemerdekaan adalah bagaimanaberkuasa...........Dan 17 agustus hanyalah momen dari ribuan momen dimana ketidakbenaran menjadi benar.......
Karena kebenaran mati
maka ketidakbenaran adalah jawaban
dan pikiran menyimpang menjadi satu kata
untuk berkata bahwa saya benar
ANTON
No comments:
Post a Comment