Tuesday, 27 November 2007

Marx dan Penipuan Borjuasi

Marx, Penipuan Borjuasi dan Keterasingan Manusia

Oleh : ANTON

Beberapa waktu yang lalu Presiden SBY mengatakan bahwa Indonesia hanya menganut paham sistem Ekonomi Pancasila dan bukan komunisme, kapitalisme atau neo liberalisme. Ini memang pernyataan yang lucu, karena semua orang tahu di Indonesia hanya berkembang logika Kapitalisme dalam menjalankan sistem ekonominya, dari tukang mie ayam sampai konglomerasi kelas kakap menggunakan instrumen kapitalis untuk menjalankan tujuan-tujuan usaha. Kemudian apa ada ekonomi Pancasila itu? Dengan mendasarkan pada sejarah pemikiran apa ekonomi Pancasila itu? Apa ekonomi Pancasila merupakan sebuah paham utopis yang sejauh ini – dan sepengetahuan saya hanya dibidani oleh Mubyarto – dan kita tak pernah merasakan langsung tentang bagaimana ekonomi Pancasila bekerja. Jadi hematnya pernyataan SBY tempo hari adalah sebuah pernyataan yang kacau dan mungkin saja untuk menyenangkan rasa ketidaktahuan masyarakat akibat pembodohan Orde Baru tentang ideologi-ideologi yang berkembang dalam sejarah dunia.

Saat ini hanya satu atau dua negara yang mungkin tidak terjamah sistem kapitalis dan menjalankan sistem Komunisme orthodox bergaya Marxisme-Leninis. Kuba dan Korea Utara. Lainnya menggunakan dasar-dasar kapitalisme untuk melakukan rasionalisasi sistem ekonomi mereka termasuk dua negara komunis paling militan Vietnam dan RRC. Lantas apakah kemudian teori Marx sudah terbantahkan dengan kapitalisme? Justru disaat kapitalisme menunjukkan kematangannya teori Marx bekerja dengan efektif dan akurat.

Selama ini kita terdidik untuk salah paham tentang Marx sebagai teori dan Marx sebagai ideologi. Bahkan salah paham ini menimbulkan kerancuan yang fatal bila dilihat dari landasan bernegara kita. Pancasila. Adalah lucu sebuah TAP MPRS yang dirilis tahun 1967 tentang larangan ajaran Marxisme. Tapi dalam sila ke lima Pancasila di inspirasikan oleh Marxisme, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Indonesia – berarti logikanya Keadilan Sosial bagi Rakyat Indonesia adalah barang haram - . Ini sama saja dengan mengingkari adanya pengaruh paham tauhid Islam dalam Ketuhanan Yang Maha Esa atau Konsepsi NKRI tanpa Jawa yang dikorelasikan pada Persatuan Indonesia. Ketika Bung Karno berpidato untuk menempatkan sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia sebagai penyempurna dasar struktur Pancasila semua orang yang duduk pada Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia tahu benar bahwa sila itu adalah pengaruh Marxisme.

Bukan Bung Karno saja yang terilhami oleh Marxisme dalam menggerakkan sejarah dan melahirkan konsep Indonesia. Semua tokoh penting yang kemudian memainkan peran dalam revolusi bersenjata 1945-1949 adalah Marxist-Marxist tulen mulai dari Hatta, Sjahrir, Amir sampai Tan Malaka. Mereka tahu dan mempelajari Paris Manuscript 1844, German Ideology, The Poverty of Philosophy, Manifesto Communist sampai karya raksasa Karl Marx, Das Kapital. Anak-anak muda jaman pergerakan 1920-an mendasari pada teori Marx untuk memahami sejarah masyarakat.

Marx sebagai teori tentunya masih terus relevan untuk dikaji dan dipelajari bahkan tidak kehilangan aktualitasnya untuk menguji kritik Marx atas kapitalisme terutama kapitalisme saat ini yang sudah berubah wajah dari kapitalime khas abad 19 dan permulaan abad 20, kapitalisme saat ini adalah Kapitalisme Global. Yang meminggirkan negara-negara tidak mampu dan lemah sumber daya manusianya, Penipuan negara maju dengan jeratan utang yang tidak akan mampu dibayar (baca Economics Hit Man, John Perkins), Penyerangan Amerika Serikat tanpa alasan seperti kasus Irak dan Afghanistan, Penempatan konflik Israel atas negara Palestina untuk mengalihkan kongkalingkong minyak di Arab Saudi dan pergerakan rakyat Arab, Bullying terhadap Iran, Penyerangan Panama, usaha diam-diam memusuhi Islam yang dianggap sebagai ancaman dunia modern dan konspirasi-konspirasi internasional yang bertujuan untuk mengambil untung baik dari minyak maupun konsesi-konsesi lainnya.

George Bush, Sr berkata di Rio de Janeiro tahun 1992 “Gaya hidup kami tidak bisa di negosiasikan” ketika dia menolak ketentuan efek rumah kaca. Pernyataan Bush ini bukan saja Amerika Serikat menolak untuk ikut dalam bagian mengurangi pemanasan global, tapi juga sikap arogansi Amerika Serikat yang tak mau tahu terhadap kondisi dunia. Alias Egois. Disinilah sistem borjuasi mendapatkan kebingungannya sendiri ketika alam sudah mengamuk dan iklim menjadi tak tentu, kita dihadapkan pada masalah lingkungan yang serius gara-gara kebutaan borjuasi untuk memahami problema dunia.

Marxisme sendiri sering dinisbahkan pada sistem komunisme garis keras yang banyak muncul di permulaan abad 20 dan layu pada akhir abad itu juga. Padahal Marx sebagai teori berkembang kemana-mana. Semua teori ekonomi dan sosiologi sejak Marx menelurkan filsafatnya berubah drastis. Semua teori ekonomi dan sosiologi mendasari pada Marxisme baik sebagai alat kritik, alat teori maupun alat perbandingan terhadap sistem Kapitalisme. Marxisme sebagai varian bercabang kebanyak pemikir-pemikir dunia mulai dari Karl Kautsky, Eduard Bernstein, Antonio Gramsci, Tan Malaka sampai Adorno dan Horkheimer - yang semakin bergairah setelah diterbitkannya History and Class Consciousness, karya Georg Lukacs setelah dilarang terbit selama 60 tahun oleh rezim Uni Soviet dan melahirkan gerakan kiri baru yang ditandai pemberontakan mahasiswa Perancis tahun 1968 -. Panjang jika kita disini berbincang tentang teori Marxisme karena kita juga harus membuka filsafat GWF Hegel yang rumit sebagai dasar untuk mengetahui filsafat Marx.

Sejarah menerangkan pada kita tentang bagaimana peran Marxisme mengubah pandangan hidup manusia. Sejak Lenin menggerakkan Bolsyevik tahun 1917 sampai perang Vietnam yang usai tahun 1975 semua mengesankan pada bahwa Teori Marxisme mengandung kekerasan dan mengekang kebebasan. Pendapat itu sepenuhnya benar. Karena penafisran Marxisme yang dikembangkan Lenin kemudian diikuti sistemnya oleh negara-negara di hampir sepertiga dunia dengan menggunakan kekerasan merupakan pragmatisme Lenin dalam memahami Marx yang ujung-ujungnya pencaplokan negara atas masyarakat. Lenin yang berusaha mendahului sejarah dan mengabaikan tahapan-tahapan dalam Teori Marx terjebak dalam sistem Komunisme yang kasar dan tidak menghargai kemanusiaan. Manusia dalam pandangan Lenin –kemudian terjebak dalam Stalinis - tidak lebih sebagai objek dari perkembangan sejarah yang bisa dikendalikan semau-maunya. Rosa Luxemburg tokoh Marxisme dari Jerman yang menjadi tokoh Partai Sosialis Demokrat Jerman mengecam cara-cara Lenin yang membubarkan konstituante, pembentukan sistem Soviet, penindasan kelas Borjuasi, kekurangan kebebasan dan pemakaian teror. Rosa Luxemburg mengkritik Lenin bahwa kebebasan hanya bagi penganut pemerintah, hanya bagi anggota sebuah partai bukanlah kebebasan. Kebebasan selalu hanya kebebasan orang yang berpikir berlainan. Dan Rosa Luxemburg dengan basis teori Marx juga mengatakan sistem komunisme yang tidak menghargai kebebasan dan kemanusiaan akan hancur dengan sendirinya karena keterasingan, baik itu keterasingan pihak buruh dari dirinya maupun keterasingan antara teori dan praxis Marx. Lenin mewarisi pada gerakan komunisme terhadap sikap dogmatis terhadap teori Marx yang melahirkan kekejaman-kekejaman bahkan menimbulkan kesan bahwa Marxisme adalah sebuah teori setan yang melahirkan bajingan. Padahal Marx adalah teori yang sangat baik untuk membuka teka-teki sejarah, kritik terhadap kapitalisme dan mampu mendalami secara totalitas tentang pemahaman bagaimana sesungguhnya makna komoditi itu. Melalui hal-hal itulah kita bisa mengerti bagaimana sistem kapitalisme itu menjadikan dapat menciptakan sekelompok manusia nyaman dan sekelompok masyarakat lainnya hidup dibawah garis kemiskinan.

Dan kita tanpa sadar terjebak dalam penipuan borjuasi. Coba perhatikan gaya hidup kita, periksa tujuan-tujuan hidup kita, apa yang mendesak kita untuk berlari mengejar waktu?, apa yang memaksa kita membeli barang-barang yang seharusnya tidak kita butuhkan?, apa yang membuat kita membeli barang sepuluh atau dua puluh kali lebih mahal dari yang seharusnya kita bayar?, apa yang membuat kita berutang dengan bunga tinggi tanpa sadar kita berutang? apa yang membuat kita tidak menghargai hubungan-hubungan bermasyarakat, harmoni sosial, cita-cita bersama, dan tidak lagi menoleh pada kemanusiaan kita?. Gaji kita dihabiskan untuk mengejar hal-hal yang sesungguhnya tidak kita mengerti, sistem keuangan yang kita pahami adalah bagaimana cara mengutang bukan bagaimana mengembangkan keadilan distribusi kekayaan, utang-utang diplesetkan oleh sistem kapitalisme sebagai pencapaian-pencapaian standar hidup, para wanita distandarisasikan kecantikannya lewat gaya hidup yang kapitalistik mereka yang menolak sesuai dengan standar kecantikan kapitalistik dipaksa mundur, mereka yang tidak memenuhi standar kecantikan kapitalistik tapi memaksa maju cukup senang menjadi bahan tertawaan publik. Tontonan-tontonan kita adalah bagaimana caranya menghabiskan uang, bukan membangun masyarakat produksi, anak-anak kita diajari menghapal merk-merk mobil dan tidak tahu lagi tentang alam lingkungan, mall-mall yang mewah banyak dibangun sementara pasar dan lapangan dimana interaksi antar manusia dulu terjadi kini dihilangkan, tanpa sadar kita diasingkan dari hal-hal alamiah. Keterasingan manusia ini adalah penipuan borjuasi yang cemerlang. Dan akumulasi modal lah menjadi alasan utama pengasingan manusia pada dirinya sendiri.

Saat ini jangan kaget kalau kita mendengar cita-cita orang untuk membobol bank milyaran bahkan trilyunan secara terang-terangan, atau saat membaca berita tentang penipuan milyaran kita bilang ‘hebat’. Menjadi pembobol bank atau Anggaran Negara saat ini adalah pahlawan yang dipuji banyak orang. Pemuda-Pemuda kita berebutan menjadi pegawai negeri dengan menyogok untuk mendapat kursi yang basah. Dalam sistem penipuan borjuasi stadium paling parah adalah ketika uang dijadikan satu-satunya ukuran kehormatan manusia. Semua hal dinegosiasikan, dan semua hal menjadi komoditi dagangan, dari jabatan sampai agama semua diukur dari nominal uang. Menjadi koruptor lebih terhormat daripada menjadi sopir taxi yang bekerja dengan keringatnya sendiri, anak-anak koruptor lebih dihargai dan punya gengsi ketimbang menantu tukang sol sepatu. Kita dipaksa membeli barang yang sesungguhnya kita tidak mampu kemudian ketidakmampuan itu diterjemahkan sebagai utang. Dan utang melalui rekayasa iklan yang mengimajinasikan keindahan hidup menjadi sebuah paksaan psikologis, tanpa berhutang kita berdosa menjadi bagian dari masyarakat, tanpa korupsi kita diasingkan oleh sistem masyarakat. Keterasingan manusia pada dirinya sendiri adalah anak kandung dari kapitalisme. Dan itu diramalkan oleh Marx.

Baik sistem Stalinis maupun Kapitalisme Global adalah pengasingan manusia terhadap dirinya sendiri. Ketidakbebasan manusia terhadap kehendaknya. Pengaburan manusia terhadap tujuan-tujuan hidupnya. Jika Stalinis membuat ketidakbebasan itu dari luar diri manusia berupa paksaan dari penguasa pada pihak yang dikuasai, maka kapitalisme global saat ini adalah pemaksaan halus manusia dari dalam dirinya kemudian menjebak pada ketidakbebasan demi keuntungan pemilik modal.

Mari kembalikan Marx sebagai teori, alat kritik kapitalisme dan filsafat sosial-ekonomi, bukan dogma yang melahirkan kekerasan, dan ada baiknya membaca filsafat Hegel sebelum membaca filsafat Marx.

ANTON

No comments: