Tuesday, 20 November 2007

Manifes Kebudayaan Orang Awam

MANIFES KEBUDAYAAN ORANG AWAM

DISUSUN : ANTON


Bahwasanya kebudayaan merupakan bagian penting dari proses peradaban manusia dan kerja-kerja budaya harus diakui sebagai pembentukan kepribadian manusia maka kebudayaan yang bebas dan memiliki nuansa pembebasan manusia harus benar-benar dijaga. Kebudayaan adalah sarana terbaik dalam proses penyadaran manusia untuk menemukan kemanusiaannya, menghidupkan individuasinya dan menjadi obor penerangan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan masyarakat serta membawa keberanian untuk menolak apapun yang melahirkan sistem yang menindas.

Kebudayaan bukan hanya milik orang yang hidup dalam totalitas kerja budaya dan merasa mengerti budaya tapi kebudayaan adalah milik semua orang, milik kesadaran semua orang yang memperhatikan gerak budaya dan kelahiran-kelahiran anak budaya sehingga kebudayaan tidak lagi ditaruh di dalam surga khayalnya kaum elitis tapi dibawa merakyat menjadi bagian dari kehidupan semua orang yang mau memasukinya.

Pembebasan kemanusiaan harus diletakkan sebagai landasan terpenting untuk memahami kebudayaan. Perjuangan pembebasan kemanusiaan dari keterasingan, keterkungkungan dan sistem yang menindas merupakan salah satu tonggak perlawanan bagi kaum yang sadar budaya. Bila terjadi ketidaksetujuan atau beda pendapat hendaknya dilakukan dengan wacana dan diskusi tanpa pelarangan atau pendoktrinan yang dapat menimbulkan kekerasan. Apapun bentuk budaya dari kekaguman alam Ketuhanan sampai kekaguman bentuk selangkangan merupakan pemikiran-pemikiran budaya yang pada akhirnya nanti melahirkan bentuk-bentuk budaya baru, sehingga ruang kontemplatif budaya tidak dicemari oleh usaha-usaha penilaian dari sekelompok orang yang merasa benar. Yang boleh dilakukan adalah mengkritik tapi tidak menghujat, memberi pendapat tapi tidak main sikat.

Persoalan-persoalan masyarakat sedemikian peliknya, persoalan realitas kemasyarakatan menjadi tugas bagi kaum budayawan untuk diangkat sebagai ‘kesadaran bersama’ bangsa bahwa kita harus memperhatikan denyut nadi problematika rakyat banyak yang merupakan anak haram jadah dari sistem Orde Baru yang menindas, kebudayaan bisa dijadikan senjata dalam proses-proses penyadaran bahwa Indonesia Raya yang kita cintai sekarang merupakan jajahan Imperialisme Amerika, dengan budaya kita membangun kesadaran bahwa Indonesia Raya adalah bangsa yang mampu tegak melawan segala bentuk penjajahan dan sogokan.

Pada akhirnya budaya yang merupakan produk tertinggi dari kemanusiaan merupakan bentuk pencerahan manusia dalam menjalani kehidupan. Generasi muda harus terus menerus menjadi daun-daun baru pewaris kebudayaan Indonesia Raya dan tidak lagi saling curiga mencurigai, saling menghujat dan mencaci. Biarlah catatan kelam saling benci dimiliki orang tua kita yang memang dulu tidak sadar budaya. Kita adalah generasi yang harus lebih baik dari orang tua kita. Yang berani berkata Benar, kalau itu memang keyakinan kita. Tapi tidak akan memaksa lawan kita. Dan benarlah kata-kata Voltaire : Saya tidak setuju pendapat anda tapi saya akan membela mati-matian hak anda berpendapat.


Disusun di Jakarta,
Pada Selasa 18 September 2007

Ditandatangani satu-satunya yang bertanggung jawab terhadap Manifest ini.

ANTON

Ketua Umum Asosiasi Tukang Tulis Puisi (Mengangkat dirinya sendiri, meniru Suharto mengangkat dirinya sendiri jadi Menpangad Ad Interim tahun 1965) – Saya berharap bisa mengkudeta Presiden Puisi Indonesia Sutardji Chalzoum Bachri dengan puisi saya :

Supersemar

Kuberi kau Tardji
Supersemar
Agar diam marahmu
Agar terikat kata-katamu
Dan mengembalikan makna kata sebagai makna kata
Bukan pikiran bermain kata
Lalu berlomba-lomba dengan entropi logika
Hingga kau pikir barisan kacau kata
Bisa menemukan Tuhanmu...

Kuberhentikan kau Tardji
Dari Jabatan Presiden Puisi
Dengan segala hormat dan Puji
Kutaruh kau di karantina tanpa bir dan bidadari
Agar anak masa depan bisa mengingatmu
Hanya tukang celoteh Puisi

Dan aku mengembalikan makna sebagai makna
Kata sebagai kata
Yang bunyi dan bermakna
Karena aku bukan hanya Presiden Puisi
Tapi Juga Bapak Pembangunan Sastra

ANTON

*SUPERSEMAR = Surat Perintah Sebelah Indomaret

No comments: